Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat persentase kemiskinan di Kota Serang pada tahun 2024 sebesar 5,65%, mengalami penurunan sebesar 8,87% dibandingkan tahun sebelumnya. Jumlah penduduk miskin juga berkurang menjadi 41.620 jiwa dari total 743.748 jiwa penduduk. Penurunan ini menunjukkan adanya perbaikan kondisi ekonomi di Kota Serang.
Dibandingkan dengan kabupaten/kota lain di Provinsi Banten, penurunan persentase kemiskinan di Kota Serang menduduki urutan ke-418 secara nasional. Kabupaten/kota lain menunjukkan angka yang bervariasi, memberikan gambaran dinamika kemiskinan yang kompleks di wilayah Banten.
(Baca: Statistik Persentase Penduduk Miskin di Kabupaten Sarolangun 2015-2024)
Secara historis, persentase kemiskinan terendah di Kota Serang terjadi pada tahun 2019 sebesar 5,28%, sedangkan tertinggi pada tahun 2010 sebesar 7,02%. Pertumbuhan angka kemiskinan tertinggi tercatat pada tahun 2020 sebesar 14,77%, dan terendah pada tahun 2016 turun 11,15%. Rata-rata persentase kemiskinan dalam 3 tahun terakhir adalah 6,26%, dan dalam 5 tahun terakhir adalah 6,13%.
Perbandingan dengan wilayah sekitar di Banten menunjukkan dinamika yang berbeda. Kota Cilegon, Kabupaten Lebak, Pandeglang, Serang, Tangerang dan Kota Tangerang memiliki karakteristik unik dalam penanganan kemiskinan. Masing-masing daerah memiliki strategi dan tantangan tersendiri dalam upaya menekan angka kemiskinan.
Kota Cilegon
Kota Cilegon menduduki peringkat ke-489 secara nasional dalam persentase kemiskinan dengan angka 3,75%, menjadi yang terendah dibandingkan Kota Serang. Jumlah penduduk miskin tercatat 17.310 jiwa dari total 476.867 jiwa penduduk, menunjukkan angka yang relatif kecil. Garis kemiskinan di Kota Cilegon mencapai Rp 663.533,00 per kapita per bulan. Pendapatan per kapita mencapai Rp 302,86 juta per tahun, menunjukkan tingkat kesejahteraan yang lebih tinggi. Pertumbuhan ekonomi yang positif sebesar 5,33% turut mendukung penurunan angka kemiskinan.
Kabupaten Lebak
Kabupaten Lebak mencatatkan persentase kemiskinan tertinggi di antara wilayah sekitarnya, yakni 8,44% dan menduduki urutan ke-290 secara nasional. Jumlah penduduk miskin mencapai 111.710 jiwa dari total 1.506.378 jiwa penduduk. Garis kemiskinan di Kabupaten Lebak adalah Rp 440.705,00 per kapita per bulan, menunjukkan biaya hidup yang lebih rendah. Pendapatan per kapita hanya Rp 25,97 juta per tahun, mencerminkan tantangan ekonomi yang signifikan. Pertumbuhan ekonomi relatif stabil di angka 4,66%.
(Baca: Jumlah Penduduk dan Persentase Kemiskinan di Kota Jakarta Selatan Periode 2004 - 2024)
Kabupaten Pandeglang
Kabupaten Pandeglang memiliki persentase kemiskinan 9,18% dan menempati urutan ke-260 secara nasional, sedikit lebih tinggi dari Kabupaten Lebak. Jumlah penduduk miskin mencapai 113.450 jiwa dari total 1.413.897 jiwa penduduk. Garis kemiskinan di Pandeglang adalah Rp 479.886,00 per kapita per bulan. Pendapatan per kapita tercatat Rp 27,08 juta per tahun. Pertumbuhan penduduk yang moderat sebesar 1,57% juga mempengaruhi dinamika kemiskinan di wilayah ini.
Kabupaten Serang
Kabupaten Serang memiliki persentase kemiskinan 4,51% dan berada di urutan ke-460 secara nasional. Jumlah penduduk miskinnya adalah 68.860 jiwa dari total 1.756.816 jiwa. Garis kemiskinan tercatat Rp 449.291,00 per kapita per bulan. Pendapatan per kapita mencapai Rp 60,01 juta per tahun, dengan pertumbuhan ekonomi yang cukup baik sebesar 6,16%.
Kabupaten Tangerang
Kabupaten Tangerang memiliki persentase kemiskinan 6,55%, menempati urutan ke-376 secara nasional. Jumlah penduduk miskin mencapai 266.430 jiwa dari total 3.373.149 jiwa penduduk, angka ini tertinggi dibandingkan wilayah lain. Garis kemiskinan di Kabupaten Tangerang adalah Rp 632.941,00 per kapita per bulan. Pendapatan per kapita mencapai Rp 54,73 juta per tahun. Pertumbuhan ekonomi Kabupaten Tangerang tercatat sebesar 6,19%.
Kota Tangerang
Kota Tangerang memiliki persentase kemiskinan 5,43% dan menduduki urutan ke-424 secara nasional. Jumlah penduduk miskin tercatat 128.910 jiwa dari total 1.927.815 jiwa penduduk. Garis kemiskinan di kota ini mencapai Rp 785.113,00 per kapita per bulan, tertinggi dibandingkan wilayah lain. Pendapatan per kapita mencapai Rp 114,46 juta per tahun. Pertumbuhan ekonomi Kota Tangerang stabil di angka 8,06%.