Kementerian LHK: Jumlah Hotspot di Indonesia Capai 984 Dalam 24 Jam Terakhir (Kamis, 3 Oktober 2024)

1
Irfan Fadhlurrahman 03/10/2024 16:24 WIB
Image Loader
Memuat...
10 Provinsi dengan Jumlah Hotspot Terbanyak di Indonesia 24 Jam Terakhir
databoks logo
  • A Font Kecil
  • A Font Sedang
  • A Font Besar

Berdasarkan sistem pemantauan kebakaran hutan dan lahan SiPongi Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), pemantauan 24 jam terakhir menunjukkan ada 984 titik panas (hotspot) terdeteksi di Indonesia. Jumlah titik panas ini bertambah 478 titik dibandingkan dengan periode sebelumnya.

Data tersebut merupakan hasil pencitraan satelit Terra/Aqua, SNPP, dan NOAA yang diakses pada Kamis (3/10/2024) pukul 16.23 WIB. Dari 984 titik panas terdeteksi, 22 titik dengan tingkat kepercayaan hotspot tinggi, 853 titik skala sedang, dan 109 titik skala rendah.

Tingkat kepercayaan hotspot terbagi menjadi 3 skala. Skala rendah memiliki rentang 0 - 29, skala sedang 30 - 79, dan skala tinggi 80 - 100. Semakin tinggi tingkat kepercayaan hotspot, semakin tinggi juga kemungkinan wilayah tertentu terjadi kebakaran hutan dan lahan.

(Baca: 10 Daerah dengan Kualitas Udara Paling Bersih di Indonesia, Padang Posisi Nomor 1 Pagi Ini)

Titik panas terdeteksi paling banyak berada di Nusa Tenggara Timur sebanyak 375 titik. Papua Selatan menempati posisi kedua jumlah titik panas terbanyak dengan 229 titik. Nusa Tenggara Barat berada di posisi ketiga sebanyak 97 titik panas.

Sebanyak 32 titik panas terdeteksi di Sumatera Selatan, Maluku Utara menyusul dengan 30 titik panas, serta Sulawesi Tengah dan Kepulauan Bangka Belitung masing-masing memiliki 28 dan 28 titik panas terdeteksi.

Titik panas merupakan titik koordinat suatu daerah yang memiliki temperatur permukaan lebih tinggi dibandingkan sekitarnya, dan bukan jumlah kejadian kebakaran hutan dan lahan.

Namun, banyaknya jumlah titik panas dan bergerombol pada suatu wilayah mengindikasikan adanya kejadian kebakaran hutan dan lahan. Artinya, data titik panas hasil deteksi satelit penginderaan jauh masih paling efektif dalam memantau kebakaran hutan dan lahan untuk wilayah yang luas.

(Baca: Kualitas Udara Jawa Timur Jumat Pagi Terburuk di Indonesia)

Data Populer

Lihat Semua