Jepang membuang limbah nuklir ke laut pada Agustus 2023. Limbahnya berupa air bekas pendingin reaktor pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN) Fukushima Daiichi milik Tokyo Electric Power Company (Tepco).
Sebelum dibuang, Tepco mengklaim sudah mengolah air limbah mereka dengan metode Advanced Liquid Processing System (ALPS), sehingga tingkat kontaminasi radioaktifnya memenuhi standar aman.
Menurut International Atomic Energy Agency (IAEA), badan otonom di bidang kerja sama nuklir global, metode ALPS itu bisa membersihkan air limbah nuklir dari berbagai zat radioaktif, kecuali tritium.
"Tritium tidak dapat dihilangkan oleh sistem ALPS, ataupun teknologi industri lainnya," kata tim IAEA dalam laporan Comprehensive Report on the Safety Review of the ALPS-Treated Water at the Fukushima Daiichi Nuclear Power Station (Juli 2023).
(Baca: Bukan Cuma Jepang, Ini Negara yang Buang Limbah Nuklir ke Laut)
Adapun konsentrasi tritium dalam air limbah nuklir Jepang diklaim berada dalam standar aman World Health Organization (WHO).
Dalam Guidelines for drinking-water quality (Maret 2022), WHO menetapkan kontaminasi tritium dalam air minum yang aman untuk manusia maksimal 10.000 Becquerel/Bq (satuan radioaktif) per liter.
Sementara, menurut Kementerian Ekonomi, Perdagangan, dan Industri Jepang (METI), kadar tritium dalam air limbah nuklir mereka kurang dari 1.500 Bq per liter.
Hal ini pun dikonfirmasi oleh IAEA, selaku pihak ketiga yang memantau pembuangan limbah nuklir Tepco.
"Dampak pembuangan (air limbah Tepco yang sudah diolah) terhadap manusia konsisten dengan standar keselamatan internasional," kata tim IAEA dalam laporan Comprehensive Report on the Safety Review of the ALPS-Treated Water at the Fukushima Daiichi Nuclear Power Station (Juli 2023).
(Baca: Selain Jepang, Ini Negara yang Menyimpan Banyak Limbah Nuklir)