Prevalensi Ketidakcukupan Konsumsi Pangan di Kota Bogor Naik 6,05% dalam 5 Tahun Terakhir
- A Font Kecil
- A Font Sedang
- A Font Besar
Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS), prevalensi ketidakcukupan pangan (Prevalence of Undernourishment/PoU) di Kota Bogor, Jawa Barat mencapai 7,98% pada 2024.
Angka tersebut naik 3,12% dari tahun sebelumnya sebesar 4,86%, sedangkan dalam 5 tahun terakhir naik 6,05%.
Rata-rata PoU Indonesia sebesar 8,27% pada 2024. Berarti, PoU di Kota Bogor lebih rendah dibandingkan dengan rata-rata nasional.
Badan Pangan Nasional (Bapanas) mendefinisikan PoU merupakan suatu kondisi seseorang, secara regular, mengkonsumsi jumlah makanan yang tidak cukup untuk memenuhi energi yang dibutuhkan untuk hidup normal, aktif, dan sehat.
Indikator tersebut dapat digunakan sebagai alat untuk melihat kondisi kerawanan pangan dan gizi.
Ini artinya, penduduk di Kota Bogor yang mengkonsumsi makanan, tetapi kebutuhan energinya kurang, tidak sampai 7,98% dari total penduduk.
Dibandingkan dengan 26 kabupaten/kota lain di Provinsi Jawa Barat, PoU di Kota Bogor ada di urutan terakhir. Wilayah dengan PoU terendah (urutan teratas) yakni Kota Depok (4,52%).
Berikut ini daftar PoU terendah di 10 kabupaten/kota Provinsi Jawa Barat pada 2024.
- Kota Depok: 4,52%
- Kabupaten Bekasi: 4,6%
- Kota Bekasi: 4,88%
- Kabupaten Garut: 5,02%
- Kabupaten Karawang: 5,1%
- Kota Banjar: 5,13%
- Kabupaten Pangandaran: 5,22%
- Kota Tasikmalaya: 5,31%
- Kabupaten Cianjur: 5,37%
- Kabupaten Sumedang: 5,43%
(Baca: Ukraina, Negara dengan Penurunan Populasi Tertinggi pada 2023)