Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat persentase kemiskinan di Kabupaten Bondowoso pada tahun 2024 sebesar 12,6 persen. Angka ini menunjukkan penurunan dibandingkan tahun sebelumnya yang mencapai 13,34 persen. Jumlah penduduk miskin tercatat 99.620 jiwa dari total penduduk 784.552 jiwa.
Dibandingkan tahun sebelumnya, persentase kemiskinan mengalami penurunan sebesar 5,55 persen. Secara regional di Pulau Jawa, Bondowoso menempati urutan ke-19 dalam hal persentase penduduk miskin. Secara nasional, Bondowoso berada pada peringkat ke-151.
(Baca: Jumlah Penduduk dan Persentase Kemiskinan di Kabupaten Luwu Periode 2004 - 2024)
Jika melihat data historis, persentase kemiskinan tertinggi di Bondowoso terjadi pada tahun 2006, yaitu sebesar 26,23 persen. Sedangkan persentase terendah terjadi pada tahun 2024 ini, yaitu 12,6 persen. Pertumbuhan angka kemiskinan tertinggi terjadi pada tahun 2006 sebesar 7,9 persen, sedangkan pertumbuhan terendah terjadi pada tahun 2009 turun 9,22 persen. Rata-rata persentase kemiskinan dalam tiga tahun terakhir adalah 13,27 persen, sementara rata-rata lima tahun terakhir adalah 13,61 persen.
Jika dibandingkan dengan kabupaten lain di Jawa Timur yang memiliki persentase kemiskinan berdekatan, Bondowoso menunjukkan angka yang cukup kompetitif. Kabupaten lain tersebut adalah Bojonegoro, Lamongan, Ngawi, Pacitan, Pamekasan dan Situbondo.
Kabupaten Bojonegoro
Kabupaten Bojonegoro memiliki persentase penduduk miskin 11,69 persen, menempatkannya pada peringkat 184 secara nasional. Jumlah penduduk miskin mencapai 147.330 jiwa dari total penduduk 1.365.109 jiwa. Garis kemiskinan di Bojonegoro tercatat sebesar Rp 471.457,00 per kapita per bulan. Pendapatan per kapita mencapai Rp 76,81 juta per tahun. Pertumbuhan penduduk sedikit naik 0,67 persen, namun terjadi penurunan kemiskinan sebesar 4,02 persen.
Kabupaten Lamongan
Kabupaten Lamongan dengan persentase kemiskinan 12,16 persen, menduduki peringkat 162 di Indonesia. Jumlah penduduk miskin tercatat 146.980 jiwa dari total 1.365.408 jiwa. Garis kemiskinan di Lamongan adalah Rp 524.636,00 per kapita per bulan. Pendapatan per kapita tercatat Rp 37,79 juta per tahun. Meski jumlah penduduk sedikit turun, angka kemiskinan juga mengalami penurunan sebesar 2,09 persen.
(Baca: Jumlah Penduduk dan Persentase Kemiskinan di Kota Palopo | 2004 - 2024)
Kabupaten Ngawi
Ngawi memiliki persentase kemiskinan 13,81 persen, menduduki peringkat 127 se-Indonesia. Jumlah penduduk miskin tercatat 116.470 jiwa dari total 905.663 jiwa. Garis kemiskinan di Ngawi tercatat Rp 445.865,00 per kapita per bulan dengan pendapatan per kapita Rp 29,35 juta per tahun. Pertumbuhan penduduk sedikit naik, namun angka kemiskinan berhasil ditekan sebesar 4,10 persen.
Kabupaten Pacitan
Pacitan mencatatkan persentase penduduk miskin sebesar 13,08 persen, menempatkannya pada urutan 143 secara nasional. Dengan jumlah penduduk 594.071 jiwa, terdapat 73.030 jiwa penduduk miskin. Garis kemiskinan di Pacitan tercatat sebesar Rp 370.643,00 per kapita per bulan dan pendapatan per kapita mencapai Rp 35,10 juta per tahun. Pertumbuhan angka kemiskinan Pacitan tercatat turun sebesar 4,18 persen.
Kabupaten Pamekasan
Kabupaten Pamekasan memiliki persentase kemiskinan 13,41 persen, menduduki peringkat 136 secara nasional. Jumlah penduduk miskin 123.460 jiwa dari total 889.798 jiwa. Garis kemiskinan di Pamekasan Rp 467.493,00 per kapita per bulan, dengan pendapatan per kapita Rp 25,42 juta per tahun. Meskipun jumlah penduduk sedikit naik, angka kemiskinan berhasil ditekan sebesar 3,18 persen.
Kabupaten Situbondo
Situbondo memiliki persentase kemiskinan 11,51 persen, menempatkannya pada peringkat 191 secara nasional. Jumlah penduduk miskin 80.170 jiwa dari total 688.525 jiwa. Garis kemiskinan di Situbondo tercatat Rp 413.611,00 per kapita per bulan dan pendapatan per kapita Rp 38,68 juta per tahun. Pertumbuhan angka kemiskinan mengalami penurunan sebesar 3,28 persen.