Jenis Alat Kontrasepsi yang Digunakan Pasangan di Indonesia pada 2024

Menurut data Kementerian Kesehatan (Kemenkes), 62,38% pasangan usia subur di Indonesia menjalani program keluarga berencana (KB) pada 2024.

Jenis alat kontrasepsi modern yang paling banyak digunakan adalah suntikan, dengan proporsi pengguna 35,39%, diikuti yang menggunakan pil KB 7,54%.

"Pola ini terjadi setiap tahun, di mana peserta KB lebih banyak memilih metode kontrasepsi jangka pendek dibandingkan metode kontrasepsi jangka panjang," tulis Kemenkes dalam laporan Profil Kesehatan Indonesia 2024.

Kemenkes menjelaskan, suntikan dan pil KB tergolong sebagai metode kontrasepsi jangka pendek, yang memiliki efektivitas pengendalian kehamilan lebih rendah dibanding kontrasepsi jangka panjang.

Berikutnya ada yang menggunakan implan 6,92%, IUD atau alat kontrasepsi dalam rahim (AKDR) 6,08%, metode operasi wanita (MOW) 2,67%, dan kondom 2,01%.

Selain itu, ada pasangan yang menggunakan metode amenorea laktasi (MAL) dan metode operasi pria (MOP), dengan proporsi masing-masing 0,82% dan 0,08%.

Jika dilihat menurut tempat pelayanan KB, pasangan usia subur di Indonesia paling banyak mengakses layanan di praktik mandiri bidan, dengan proporsi 36,46%.

Ada pula yang melakukan KB di puskesmas pembantu/puskesmas keliling/bidan desa (21%), puskesmas atau klinik TNI/Polri (16,03%), dan apotek (8,90%).

(Baca: Angka Kelahiran Anak Indonesia Terus Menurun)