Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat persentase kemiskinan di Kabupaten Simeulue, Aceh, sebesar 17,69% pada tahun 2024. Angka ini menunjukkan penurunan sebesar 1,28% dibandingkan tahun sebelumnya. Jumlah penduduk miskin tercatat sebanyak 17.590 jiwa dari total 96.510 penduduk.
Dibandingkan dengan kabupaten lain di Pulau Sumatera, Kabupaten Simeulue menempati peringkat ke-9 dalam hal persentase penduduk miskin. Secara nasional, Simeulue berada pada peringkat ke-68. Terjadi penurunan peringkat dari tahun sebelumnya yang berada di posisi ke-70.
(Baca: Angka Partisipasi Murni Periode 2013-2024)
Data historis menunjukkan fluktuasi angka kemiskinan di Simeulue selama periode 2004-2024. Persentase kemiskinan tertinggi terjadi pada tahun 2004, yaitu 34,26%. Angka terendah tercatat pada tahun 2024 sebesar 17,69%. Rata-rata persentase kemiskinan dalam tiga tahun terakhir adalah 18,33%, dan dalam lima tahun terakhir adalah 18,57%. Pertumbuhan angka kemiskinan terendah terjadi pada tahun 2008, yaitu -18,01%, dan tertinggi pada tahun 2021, yaitu 2,65%.
Jika dibandingkan dengan kabupaten lain di Aceh yang memiliki persentase kemiskinan berdekatan, Simeulue menunjukkan variasi. Kabupaten Bener Meriah memiliki persentase kemiskinan 18,18%, Kabupaten Gayo Lues 18,3%, Kabupaten Nagan Raya 16,94%, Kabupaten Pidie Jaya 18,28%, Kabupaten Aceh Barat 17,6% dan Kota Subulussalam 16,38%.
Kabupaten Bener Meriah
Kabupaten Bener Meriah menduduki peringkat ke-64 secara nasional dalam hal persentase kemiskinan, dengan angka mencapai 18,18%. Jumlah penduduk miskin di daerah ini tercatat sebanyak 28.370 jiwa dari total populasi 179.006 jiwa. Garis kemiskinan di Bener Meriah berada di angka Rp 591.421 per kapita per bulan. Pendapatan per kapita masyarakat mencapai Rp 37,90 juta per tahun. Wilayah ini mengalami pertumbuhan penduduk yang signifikan sebesar 3,6%, tetapi pertumbuhan kemiskinan hanya sedikit meningkat 0,64%.
Kabupaten Gayo Lues
Dengan persentase kemiskinan 18,3%, Kabupaten Gayo Lues menempati urutan ke-62 secara nasional. Jumlah penduduk miskin mencapai 17.930 jiwa dari total 106.136 penduduk. Garis kemiskinan di Gayo Lues tercatat sebesar Rp 557.201 per kapita per bulan. Pendapatan per kapita di kabupaten ini mencapai Rp 33,55 juta per tahun. Pertumbuhan penduduk di Gayo Lues cukup tinggi, mencapai 3,15%, meskipun angka kemiskinan mengalami penurunan sebesar 1,7%.
(Baca: Statistik Persentase Penduduk Miskin di Kabupaten Sidenreng Rappang 2015-2024)
Kabupaten Nagan Raya
Kabupaten Nagan Raya memiliki persentase kemiskinan 16,94% dan berada di urutan ke-76 secara nasional. Terdapat 29.600 jiwa penduduk miskin dari total 179.108 penduduk. Garis kemiskinan di kabupaten ini tercatat Rp 635.820 per kapita per bulan. Pendapatan per kapita mencapai Rp 70,46 juta per tahun. Pertumbuhan penduduk di Nagan Raya cukup baik, yaitu 2,74%, tetapi pertumbuhan kemiskinan justru mengalami penurunan sebesar 0,6%.
Kabupaten Pidie Jaya
Kabupaten Pidie Jaya mencatat persentase kemiskinan sebesar 18,28% dan menduduki peringkat ke-63 secara nasional. Jumlah penduduk miskin mencapai 30.950 jiwa dari total populasi 165.080 jiwa. Garis kemiskinan di Pidie Jaya berada di angka Rp 599.755 per kapita per bulan. Sementara itu, pendapatan per kapita masyarakat mencapai Rp 28,38 juta per tahun. Pertumbuhan penduduk di daerah ini tercatat sebesar 2,09%, dan angka kemiskinan mengalami kenaikan sebesar 0,68%.
Kabupaten Aceh Barat
Kabupaten Aceh Barat menunjukkan persentase kemiskinan 17,6%, menduduki peringkat ke-70 di Indonesia. Dengan jumlah penduduk miskin mencapai 38.790 jiwa dari total 207.690 penduduk, wilayah ini memiliki garis kemiskinan sebesar Rp 644.009 per kapita per bulan. Pendapatan per kapita mencapai Rp 67,95 juta per tahun. Pertumbuhan penduduk sebesar 2,96%, kemiskinan menunjukkan penurunan sebesar 1,46%.
Kota Subulussalam
Kota Subulussalam memiliki persentase kemiskinan 16,38%, berada di peringkat ke-82 secara nasional. Jumlah penduduk miskin mencapai 13.950 jiwa dari total 105.553 penduduk. Garis kemiskinan di kota ini tercatat Rp 504.372 per kapita per bulan. Pendapatan per kapita mencapai Rp 27,88 juta per tahun. Kota ini mengalami pertumbuhan penduduk yang cukup tinggi, mencapai 5,65%, dan angka kemiskinan sedikit menurun sebesar 0,18%.