444 Titik Panas Terdeteksi di Indonesia Dalam 24 Jam Terakhir (Kamis, 10 Juli 2025)
- A Kecil
- A Sedang
- A Besar
Berdasarkan sistem pemantauan kebakaran hutan dan lahan SiPongi Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), pemantauan 24 jam terakhir menunjukkan ada 444 titik panas (hotspot) terdeteksi di Indonesia.
Data tersebut merupakan hasil pencitraan satelit Terra/Aqua, SNPP, dan NOAA yang diakses pada Kamis (10/7/2025) pukul 11.58 WIB. Dari 444 titik panas terdeteksi, 5 titik dengan tingkat kepercayaan hotspot tinggi, 413 titik skala sedang, dan 26 titik skala rendah.
Tingkat kepercayaan hotspot terbagi menjadi 3 skala. Skala rendah memiliki rentang 0 - 29, skala sedang 30 - 79, dan skala tinggi 80 - 100. Semakin tinggi tingkat kepercayaan hotspot, semakin tinggi juga kemungkinan wilayah tertentu terjadi kebakaran hutan dan lahan.
(Baca: Indonesia Punya Gunung Berapi Aktif Terbanyak di Dunia)
Titik panas terdeteksi paling banyak berada di Nusa Tenggara Timur sebanyak 109 titik. Nusa Tenggara Barat menempati posisi kedua jumlah titik panas terbanyak dengan 40 titik. Kalimantan Barat berada di posisi ketiga sebanyak 34 titik panas.
Sebanyak 30 titik panas terdeteksi di Jawa Timur, Jambi menyusul dengan 27 titik panas, serta Sumatera Utara dan Sumatera Selatan masing-masing memiliki 25 dan 21 titik panas terdeteksi.
Titik panas merupakan titik koordinat suatu daerah yang memiliki temperatur permukaan lebih tinggi dibandingkan sekitarnya, dan bukan jumlah kejadian kebakaran hutan dan lahan.
Namun, banyaknya jumlah titik panas dan bergerombol pada suatu wilayah mengindikasikan adanya kejadian kebakaran hutan dan lahan. Artinya, data titik panas hasil deteksi satelit penginderaan jauh masih paling efektif dalam memantau kebakaran hutan dan lahan untuk wilayah yang luas.
(Baca: Tren Letusan Gunung Berapi dalam Beberapa Tahun Terakhir)