Pengeluaran untuk makanan dan minuman jadi di Kota Mojokerto pada tahun 2024 tercatat sebesar Rp 273.966 per kapita per bulan, informasi ini seperti data yang diolah dari data Susenas.
Angka ini menunjukkan kenaikan sebesar 4.8% dibandingkan tahun sebelumnya, yang tercatat sebesar Rp 261.497 per kapita per bulan.
(Baca: Data Historis Rata - Rata Upah di DI Yogyakarta Periode 2018-2023)
Jika dibandingkan dengan pengeluaran total per kapita sebulan untuk aneka barang dan jasa sebesar Rp 331.751, maka pengeluaran untuk makanan dan minuman jadi menyumbang sekitar 82.5%.
Sementara itu, jika dibandingkan dengan pengeluaran per kapita sebulan untuk makanan dan bukan makanan, konsumsi makanan dan minuman jadi mendominasi sekitar 41.3% dari total konsumsi.
Secara historis, pengeluaran untuk makanan dan minuman jadi di Kota Mojokerto cenderung fluktuatif. Kenaikan signifikan terjadi pada tahun 2019 sebesar 12.6% dan pada tahun 2022 sebesar 15.7%.
Namun, terjadi penurunan tajam pada tahun 2023 turun 13.8% sebelum kembali naik pada tahun 2024. Pengeluaran tertinggi terjadi pada tahun 2022 dengan nilai Rp 303.295.
(Baca: Rata-Rata Pengeluaran Perkapita Sebulan di Papua Barat Daya 2024 - 2024)
Berdasarkan data perbandingan, Kota Mojokerto menduduki peringkat 11 di antara kabupaten/kota se-Jawa Timur dalam hal pengeluaran untuk makanan dan minuman jadi pada tahun 2024, informasi ini seperti data yang diolah dari data Susenas. Peringkat ini menempatkan Kota Mojokerto pada urutan ke-90 secara nasional.
Beberapa kabupaten/kota lain di Jawa Timur dengan pengeluaran tertinggi untuk kategori ini adalah Kota Surabaya, Kota Madiun, dan Kabupaten Gresik.
Jika dibandingkan dengan kota lain di Jawa Timur, Kota Surabaya memiliki nilai pengeluaran untuk makanan dan minuman jadi tahun 2024 tertinggi yaitu sebesar Rp 400.939 dengan pertumbuhan 14.5%. Kota Madiun berada di urutan kedua dengan nilai Rp 342.580 namun mengalami penurunan -3.8%. Kabupaten Gresik di urutan ketiga dengan nilai Rp 323.668 dan pertumbuhan 0.7%. Kota Pasuruan memiliki nilai Rp 308.066 dengan pertumbuhan 3.1% dan berada pada urutan ke empat. Kota Kediri berada di urutan ke lima dengan nilai Rp 303.435 dan pertumbuhan 8.6%.
Badan Pusat Statistik (BPS) juga mencatat data historis pengeluaran di berbagai kabupaten/kota lain di Jawa Timur. Berikut adalah ulasan singkat untuk beberapa wilayah:
Kota Surabaya
Kota Surabaya mencatatkan pengeluaran bukan makanan tertinggi di Jawa Timur, yaitu sebesar Rp 1.541.006 pada tahun 2024, mengalami pertumbuhan signifikan sebesar 34%. Rata-rata pengeluaran per kapita sebulan untuk makanan juga tertinggi di Jawa Timur dengan nilai Rp 1.061.445, tumbuh 29.6%. Peringkat Kota Surabaya sebagai yang tertinggi di provinsi menunjukkan dominasinya dalam konsumsi dan pengeluaran.
Kota Malang
Kota Malang memiliki pengeluaran bukan makanan sebesar Rp 1.216.228 pada tahun 2024, mengalami pertumbuhan 4.5%. Pengeluaran untuk makanan mencapai Rp 738.690 dengan pertumbuhan 3.3%. Kota Malang berada di peringkat keempat dalam hal pengeluaran total (makanan dan bukan makanan) di Jawa Timur.
Kota Madiun
Kota Madiun mencatatkan pengeluaran bukan makanan sebesar Rp 1.192.091 dengan pertumbuhan 15.3%, dan pengeluaran makanan sebesar Rp 851.602 dengan pertumbuhan 7%. Meski demikian, Kota Madiun mengalami penurunan pengeluaran untuk makanan dan minuman jadi turun 3.8%. Kota Madiun memiliki peringkat yang cukup tinggi dalam pengeluaran di Jawa Timur, menunjukkan tingkat konsumsi yang stabil.
Kabupaten Sidoarjo
Kabupaten Sidoarjo memiliki pengeluaran bukan makanan sebesar Rp 1.077.404 dengan pertumbuhan 14.7%, dan pengeluaran makanan sebesar Rp 881.851 dengan pertumbuhan 16%. Peningkatan signifikan dalam pengeluaran makanan menunjukkan adanya perubahan pola konsumsi di wilayah ini. Kabupaten Sidoarjo berada di peringkat ketiga dalam hal pengeluaran total di Jawa Timur.