Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat produksi daging kambing di Provinsi Banten pada tahun 2024 sebesar 2380.5 Ton. Angka ini menunjukkan adanya pertumbuhan sebesar 1.32% dibandingkan tahun 2023. Jika dibandingkan dengan rata-rata produksi 3 tahun terakhir (2022-2024) yaitu 2321.95 Ton, produksi daging kambing di Banten pada 2024 mengalami peningkatan. Namun, jika dibandingkan dengan rata-rata 5 tahun terakhir (2020-2024) sebesar 2905.13 Ton, produksi tahun ini masih lebih rendah.
Secara historis, produksi daging kambing di Banten mengalami fluktuasi. Pada tahun 2004 terjadi penurunan produksi yang signifikan, yaitu turun 79.34%. Sementara, pertumbuhan tertinggi terjadi pada tahun 2003 dengan kenaikan mencapai 88.09%. Dalam lima tahun terakhir, produksi cenderung stabil dengan sedikit kenaikan. Anomali terjadi pada tahun 2020 ketika produksi meningkat tajam sebesar 31.72%.
(Baca: PDRB ADHB Sektor Jasa Perusahaan Periode 2013-2024)
Pada tahun 2024, Banten menempati peringkat ke-4 dalam produksi daging kambing di Pulau Jawa. Nilai produksi Banten ini jauh lebih rendah dibandingkan Jawa Timur yang berada di peringkat pertama dengan 18489.46 Ton. Secara nasional, Banten berada di peringkat ke-5 produsen daging kambing terbesar di Indonesia.
Dibandingkan tahun sebelumnya, ranking Banten di Pulau Jawa tetap sama yaitu peringkat 4. Peningkatan produksi sebesar 1.32% menunjukkan adanya upaya peningkatan produksi, meskipun belum signifikan untuk mengubah posisi peringkat.
Kenaikan produksi pada tahun 2003 menjadi yang tertinggi dalam kurun waktu tersebut. Ini menjadi indikasi keberhasilan program atau kebijakan yang diterapkan pada masa itu. Sebaliknya, penurunan tajam pada tahun 2004 perlu dievaluasi untuk mengidentifikasi faktor-faktor penyebabnya dan mencegah terulangnya kejadian serupa.
Jawa Timur
Jawa Timur memimpin produksi daging kambing di Pulau Jawa dengan nilai fantastis 18489.46 Ton. Meskipun mengalami penurunan turun 6.33% dibandingkan tahun sebelumnya, Jawa Timur tetap kokoh di puncak. Posisi ini menunjukkan bahwa program-program peningkatan produksi daging kambing di Jawa Timur berjalan dengan baik, meskipun perlu dievaluasi penyebab penurunan agar kinerja bisa lebih optimal. Jawa Timur menduduki peringkat pertama secara nasional.
(Baca: Produksi Durian Periode 2013-2023)
Jawa Tengah
Jawa Tengah menempati posisi kedua di Pulau Jawa dengan produksi 11596.9 Ton. Pertumbuhan sebesar 2.34% menunjukkan adanya peningkatan yang cukup baik. Secara nasional, Jawa Tengah menempati peringkat ke-2. Pertumbuhan ini menandakan bahwa upaya peningkatan produksi di Jawa Tengah membuahkan hasil positif, dengan terus menjaga stabilitas produksi dan meningkatkan kualitas daging kambing.
Lampung
Lampung berada di peringkat pertama di Pulau Sumatera dan peringkat ketiga secara nasional dengan produksi 4952.83 Ton. Pertumbuhan sebesar 6.85% menunjukkan performa yang mengesankan. Pertumbuhan ini mencerminkan keberhasilan program-program peningkatan produksi di Lampung, yang berfokus pada kualitas dan kuantitas daging kambing.
Jawa Barat
Jawa Barat menempati urutan ketiga di Pulau Jawa dan peringkat keempat secara nasional, memproduksi 4750.95 Ton daging kambing. Mengalami penurunan yang cukup signifikan turun 24.44%, Jawa Barat perlu mengevaluasi strategi dan program yang ada. Penurunan ini perlu menjadi perhatian serius bagi pemerintah daerah Jawa Barat, untuk segera mengidentifikasi masalah dan mencari solusi yang efektif agar produksi bisa kembali meningkat.
Banten
Dengan produksi 2380.5 Ton, Banten berada di posisi keempat di Pulau Jawa dan kelima secara nasional. Pertumbuhan tipis sebesar 1.32% menunjukkan potensi yang belum tergali sepenuhnya. Upaya peningkatan produksi perlu digenjot agar Banten bisa bersaing lebih ketat dengan provinsi lain di Pulau Jawa dan secara nasional. Banten memiliki potensi besar untuk meningkatkan produksi daging kambing.