Polusi Udara Sabtu Malam (1/11): Sumatera Barat Terparah, Bagaimana Daerah Lain?

Kualitas Udara di Sumatera Barat malam ini terburuk di Indonesia. Berdasarkan halaman Indeks Standar Pencemar Udara (ISPU) Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) pada Sabtu (1/11/2025) pukul 18.00 WIB terungkap bahwa indeks kualitas udara di Sumatera Barat sebesar 96.

Menurut Direktorat Pengendalian Pencemaran Udara KLHK, ISPU merupakan angka tanpa satuan yang digunakan untuk menggambarkan kondisi mutu udara ambien di lokasi tertentu dan didasarkan kepada dampak terhadap kesehatan manusia, nilai estetika, dan makhluk hidup lainnya.

Perhitungan ISPU berdasarkan hasil pengukuran tujuh parameter pencemar udara yakni PM10, PM2.5, NO2, SO2, CO, O3, dan HC. Pengukuran parameter pencemar udara tersebar di 72 stasiun di berbagai daerah.

(Baca: Tren Letusan Gunung Berapi dalam Beberapa Tahun Terakhir)

Berdasarkan Permen LHK No. 14 Tahun 2020 tentang Indeks Standar Pencemar Udara, ISPU pada rentang 0-50 memiliki kualitas udara baik, rentang 51-100 berarti kualitas udara sedang, dan rentang 101-200 kualitas udara tidak sehat yang bersifat merugikan manusia, hewan, dan tumbuhan.

Berikutnya, kualitas udara sangat tidak sehat pada rentang 201-300 dapat meningkatkan risiko kesehatan pada kelompok sensitif. Sementara, kualitas udara berbahaya pada rentang lebih dari 300 dapat merugikan kesehatan secara serius dan perlu penanganan cepat.

Di bawah Sumatera Barat, ada Kep. Riau yang menempati posisi kedua terburuk di Indonesia dengan indeks kualitas udara 94. Kemudian, di posisi ketiga ada Aceh dengan indeks kualitas udara 87.

Ini artinya, tidak ada wilayah yang memiliki kualitas udara berbahaya.

Berikut daftar 10 provinsi dengan indeks kualitas udara terburuk di Indonesia pada Sabtu, 1 November 2025 pukul 18.00 WIB.

1. Sumatera Barat: 96

2. Kep. Riau: 94

3. Aceh: 87

4. Riau: 84

5. Jawa Barat: 83

6. Sumatera Selatan: 82

7. Suamtera Utara: 79

8. Jawa Tengah: 78

9. Banten: 73

10. Kalimantan Tengah: 68

(Baca: Tren Letusan Gunung Berapi dalam Beberapa Tahun Terakhir)