Badan Pusat Statistik memetakan pengangguran usia muda di Indonesia per Agustus sepanjang 2020-2024. Usia muda ini merujuk pada angkatan kerja dari 15 hingga 29 tahun.
Pada 2020, jumlah pengangguran angkatan kerja usia 15-19 tahun di Indonesia mencapai 1.624.465 jiwa, 20-24 tahun sebanyak 2.756.019 jiwa, dan 25-29 tahun sebanyak 1.577.866 jiwa.
Pada 2021, jumlah pengangguran angkatan kerja usia 15-19 tahun di Indonesia turun menjadi 1.469.332 jiwa, 20-24 tahun turun menjadi 2.597.807 jiwa, dan 25-29 tahun pun turun di angka 1.516.745 jiwa.
Pada 2022, jumlah pengangguran angkatan kerja usia 15-19 tahun di Indonesia melonjak menjadi 1.856.292 jiwa, 20-24 turun tipis menjadi 2.540.121 jiwa, dan 25-29 tahun turun drastis menjadi 1.166.262 jiwa.
Pada 2023, jumlah pengangguran angkatan kerja usia 15-19 tahun di Indonesia turun menjadi 1.633.463 jiwa, 20-24 tahun naik menjadi 2.670.475 jiwa, dan 25-29 tahun naik cukup besar menjadi 1.292.355 jiwa.
Pada 2024, jumlah pengangguran angkatan kerja usia 15-19 tahun di Indonesia turun menjadi 1.431.960 jiwa, 20-24 tahun turun menjadi 2.497.979 jiwa, dan 25-29 turun juga menjadi 1.258.842 jiwa.
Sebelumnya, pemerintah mencanangkan program magang nasional khusus generasi Z atau tenaga kerja kelahiran 1997-2012. Menteri Ketenagakerjaan Republik Indonesia, Yassierli, mengatakan program tersebut berbeda dari Kartu Prakerja.
Ia menyatakan, program magang nasional dimulai pada Juli 2025 dengan membuka 25.000 lowongan magang selama tiga pekan sebelum mulai bekerja selama 1 bulan pada Agustus 2025.
Yassierli menyebut lowongan dibuka untuk penduduk dengan latar belakang pendidikan SMA/SMK sederajat hingga lulusan S1. Menurutnya, masing-masing latar belakang pendidikan akan disesuaikan dengan 15 jenis pekerjaan yang disiapkan.
(Baca: Pengangguran Muda Lebih Banyak Ditemukan di Negara Menengah-Atas)