Harga Komoditas Nikel untuk Kontrak 3 Bulan ke Depan Naik Lima Hari Berurutan

1
Agus Dwi Darmawan 26/12/2025 10:30 WIB
Image Loader
Memuat...
Harga Komoditas Nikel untuk Tiga Bulan Terakhir
databoks logo
  • A Kecil
  • A Sedang
  • A Besar

Harga komoditas nikel untuk kontrak 3 bulan ke depan untuk transaksi Selasa, 23 Desember 2025 naik. Perdagangan harga komoditas nikel untuk kontrak 3 bulan ke depan hari ini tercatat US$15.670 per ton. Angka ini lebih tinggi dibandingkan perdagangan hari sebelumnya yang berada di angka US$15.125 per ton. Kondisi saat ini serupa dengan pergerakan harga komoditas nikel untuk kontrak 3 bulan ke depan dalam lima hari terakhir yang sedang dalam tren menyusut.

Seminggu terakhir, pergerakan harga komoditas nikel untuk kontrak 3 bulan ke depan tumbuh 7,29% dengan rata-rata harga transaksi harian adalah US$14,76 ribu per ton. Sedangkan dibanding posisi 30 hari yang lalu, pergerakan harga komoditas nikel telah tumbuh 4,02%. Adapun sepanjang tahun ini, nilai perdagangan tertinggi untuk komoditas komoditas nikel pernah ditransaksikan di harga US$16.710 per ton yang terjadi pada Rabu, 12 Maret 2025.

(Baca: Harga Gas Alam Dunia Turun Menuju Level US$4,24 /Mmbtu (Rabu, 24 Desember 2025))

Secara tahunan, rata-rata perdagangan harga komoditas nikel untuk kontrak 3 bulan ke depan dalam lima tahun terakhir dalam tren turun. Sementara itu, untuk pantauan harga secara bulanan, transaksi dalam 12 bulan terakhir cenderung menyusut. Tertinggi, harga rata-rata bulanan komoditas komoditas nikel pernah tercatat yakni pada Maret 2025 diharga US$16,28 ribu per ton.

(Baca: Harga Paladium - Palladium Siang Hari Diperdagangkan US$1766.3 /Troy Ounce (Rabu, 24 Desember 2025))

Melansir berita Katadata sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan memproyeksikan nilai ekspor turunan nikel dapat mencapai US$60 miliar atau sekitar Rp927,84 triliun pada 2025. Hal tersebut disebabkan oleh hilirisasi nikel menjadi mobil listrik atau EV. Pada 2022, nilai ekspor nikel dan turunannya mencapai US$ 34,28 miliar atau Rp 530,1 triliun.

Data Populer

Loading...