Westmetall mencatat harga komoditas nikel untuk kontrak 3 bulan ke depan pada hari ini naik 1,79 persen menuju level US$ 16.225 per ton. Kenaikan harga ini termasuk yang cukup tinggi dibandingkan rata-rata pergerakan harga dalam sepekan terakhir.
Harga komoditas nikel mengalami lonjakan tertinggi minggu ini pada Selasa, 05 November 2024 sebesar 1,79 persen. Sedangkan, perdagangan terhitung sejak awal tahun terus mengalami penurunan dengan pertumbuhan tahun berjalan (year to date) turun 3,42 persen.
(Baca: Harga Gandum Kontrak Tiga Bulan Pagi Hari Diperdagangkan US$ 568,9 Bushel (Selasa, 05 November 2024))
Kondisi saat ini serupa dengan pergerakan harga komoditas nikel untuk kontrak 3 bulan ke depan dalam satu hari terakhir yang sedang dalam tren menyusut.
Seminggu terakhir, pergerakan harga komoditas nikel untuk kontrak 3 bulan ke depan tumbuh 0,62 persen dengan rata-rata harga transaksi harian adalah US$ 16,01 ribu per ton. Sedangkan dibanding posisi 30 hari yang lalu, pergerakan harga komoditas nikel telah tumbuh -2,7 persen. Bahkan dari harga tertingginya tahun ini di US$ 21.650 per ton, harga komoditas nikel untuk kontrak 3 bulan ke depan telah turun 25,06 persen.
Secara tahunan, rata-rata perdagangan harga komoditas nikel untuk kontrak 3 bulan ke depan dalam lima tahun terakhir dalam tren naik. Sementara itu, untuk pantauan harga secara bulanan, transaksi dalam 12 bulan terakhir cenderung turun. Tertinggi, harga rata-rata bulanan komoditas komoditas nikel pernah tercatat yakni pada Mei 2024 diharga US$ 19,77 ribu per ton.
(Baca: Harga Perak Turun Menuju Level US$ 32,71 per Troy Ons (Rabu, 06 November 2024))
Melansir berita Katadata sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan memproyeksikan nilai ekspor turunan nikel dapat mencapai US$60 miliar atau sekitar Rp927,84 triliun pada 2025. Hal tersebut disebabkan oleh hilirisasi nikel menjadi mobil listrik atau EV. Pada 2022, nilai ekspor nikel dan turunannya mencapai US$ 34,28 miliar atau Rp 530,1 triliun.