Kementerian LHK: Jumlah Titik Panas di Indonesia Capai 303 Dalam 24 Jam Terakhir (Kamis, 17 Oktober 2024)

1
Irfan Fadhlurrahman 17/10/2024 16:11 WIB
Image Loader
Memuat...
10 Provinsi dengan Jumlah Titik Panas Terbanyak di Indonesia 24 Jam Terakhir
databoks logo
  • A Font Kecil
  • A Font Sedang
  • A Font Besar

Berdasarkan sistem pemantauan kebakaran hutan dan lahan SiPongi Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), pemantauan 24 jam terakhir menunjukkan ada 303 titik panas (hotspot) terdeteksi di Indonesia. Jumlah titik panas ini berkurang 429 titik dibandingkan dengan periode sebelumnya.

Data tersebut merupakan hasil pencitraan satelit Terra/Aqua, SNPP, dan NOAA yang diakses pada Kamis (17/10/2024) pukul 16.11 WIB. Dari 303 titik panas terdeteksi, 30 titik dengan tingkat kepercayaan hotspot tinggi, 264 titik skala sedang, dan 9 titik skala rendah.

Tingkat kepercayaan hotspot terbagi menjadi 3 skala. Skala rendah memiliki rentang 0 - 29, skala sedang 30 - 79, dan skala tinggi 80 - 100. Semakin tinggi tingkat kepercayaan hotspot, semakin tinggi juga kemungkinan wilayah tertentu terjadi kebakaran hutan dan lahan.

(Baca: BPBD: Kerugian Bencana Banjir di Sumatera Barat Capai Rp108,38 Miliar)

Titik panas terdeteksi paling banyak berada di Sumatera Selatan sebanyak 64 titik. Lampung menempati posisi kedua jumlah titik panas terbanyak dengan 58 titik. Jawa Tengah berada di posisi ketiga sebanyak 25 titik panas.

Sebanyak 21 titik panas terdeteksi di Jawa Timur, Banten menyusul dengan 17 titik panas, serta Jawa Barat dan Nusa Tenggara Timur masing-masing memiliki 16 dan 16 titik panas terdeteksi.

Titik panas merupakan titik koordinat suatu daerah yang memiliki temperatur permukaan lebih tinggi dibandingkan sekitarnya, dan bukan jumlah kejadian kebakaran hutan dan lahan.

Namun, banyaknya jumlah titik panas dan bergerombol pada suatu wilayah mengindikasikan adanya kejadian kebakaran hutan dan lahan. Artinya, data titik panas hasil deteksi satelit penginderaan jauh masih paling efektif dalam memantau kebakaran hutan dan lahan untuk wilayah yang luas.

(Baca: Banjir dan Gempa, Risiko Bencana di Kawasan Inti IKN)

Data Populer

Lihat Semua