Laporan World Bank berjudul Ekonomi Perawatan di Indonesia: Jalan Menuju Partisipasi Ekonomi dan Kesejahteraan Perempuan, menyingkap sejumlah masalah pekerjaan yang dialami ibu-ibu yang pernah bekerja setelah melahirkan.
World Bank menyebut, menyeimbangkan tanggung jawab pekerjaan dan pengasuhan anak dapat menjadi tantangan bahkan bagi keluarga dengan akses ke pengasuhan anak, seperti di saat anak-anak sakit atau memerlukan pengawasan ketat untuk waktu tertentu.
"Banyak dari ibu-ibu ini mengalami gangguan yang sering terjadi pada pekerjaan mereka selama periode ini," tulis World Bank dalam laporan yang diterima Databoks pada Selasa (4/9/2024).
Sebanyak 53,1% responden ibu-ibu yang bekerja atau pernah bekerja setelah melahirkan, memberitahu atasannya bahwa tidak dapat masuk bekerja ketika menghadapi masalah dengan pengaturan pengasuhan anak mereka.
Selain itu, adanya perubahan waktu saat bekerja. Rinciannya, sebanyak 42,4% harus meninggalkan kantor lebih awal. Ada juga 40,1% responden mengaku tiba di kantor terlambat dan 39,1% mengurangi jam kerja mereka.
(Baca juga: Ibu yang Tak Bekerja Lebih Banyak Beri ASI Eksklusif)
Banyak pula yang merasa terganggu atau tidak produktif saat bekerja, dirasakan oleh 37% responden. Bahkan ada ibu-ibu responden membawa anak-anak mereka ke tempat kerja jika memungkinkan, dipilih 36,8%.
Beban ganda bekerja dan mengasuh ini juga tak jarang membuat ibu bekerja harus keluar dari pekerjaan (19,5%), mendapat teguran atau pemotongan gaji (5,1%), kehilangan pekerjaan (3,1%), berganti pekerjaan di lingkungan pekerjaan (2%) atau pindah ke perusahaan lain (1,7%).
Sementara masalah lainnya terhimpun 0,6% dan yang tidak menghadapi masalah sebesar 19,5%.
World Bank menyebut, strategi mengatasi tantangan dalam pengaturan pengasuhan anak saat bekerja ini mirip di semua kelompok usia anak dan di antara rumah tangga perkotaan dan pedesaan.
"Akan tetapi lebih banyak ibu di luar Jawa yang melaporkan pengurangan jam kerja dibandingkan dengan mereka yang tinggal di Jawa," kata World Bank.
Opsi survei ini dipilih secara berganda atau multiple answers. Adapun responden yang dilibatkan sebanyak 1.149 ibu yang pernah atau masih bekerja di daerah perkotaan dan perdesaan Indonesia.
(Baca juga: Apakah Cuti Melahirkan 3 Bulan Sudah Cukup? Ini Pandangan Masyarakat)