Kompetisi Video Pendek Kompetisi Video Pendek

Kementerian LHK: Jumlah Hotspot di Indonesia Capai 491 Dalam 24 Jam Terakhir (Jumat, 30 Agustus 2024)

1
Irfan Fadhlurrahman 30/08/2024 16:23 WIB
Image Loader
Memuat...
10 Provinsi dengan Jumlah Hotspot Terbanyak di Indonesia 24 Jam Terakhir
databoks logo
  • A Font Kecil
  • A Font Sedang
  • A Font Besar

Berdasarkan sistem pemantauan kebakaran hutan dan lahan SiPongi Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), pemantauan 24 jam terakhir menunjukkan ada 491 titik panas (hotspot) terdeteksi di Indonesia. Jumlah titik panas ini bertambah 60 titik dibandingkan dengan periode sebelumnya.

Data tersebut merupakan hasil pencitraan satelit Terra/Aqua, SNPP, dan NOAA yang diakses pada Jumat (30/8/2024) pukul 16.16 WIB. Dari 491 titik panas terdeteksi, 11 titik dengan tingkat kepercayaan hotspot tinggi, 447 titik skala sedang, dan 33 titik skala rendah.

Tingkat kepercayaan hotspot terbagi menjadi 3 skala. Skala rendah memiliki rentang 0 - 29, skala sedang 30 - 79, dan skala tinggi 80 - 100. Semakin tinggi tingkat kepercayaan hotspot, semakin tinggi juga kemungkinan wilayah tertentu terjadi kebakaran hutan dan lahan.

(Baca: Titik Panas Karhutla di Sumsel Bertambah pada Pertengahan Oktober 2023)

Titik panas terdeteksi paling banyak berada di Jawa Timur sebanyak 82 titik. Sumatera Selatan menempati posisi kedua jumlah titik panas terbanyak dengan 81 titik. Jawa Tengah berada di posisi ketiga sebanyak 64 titik panas.

Sebanyak 44 titik panas terdeteksi di Nusa Tenggara Timur, Kalimantan Barat menyusul dengan 27 titik panas, serta Maluku dan Riau masing-masing memiliki 19 dan 18 titik panas terdeteksi.

Titik panas merupakan titik koordinat suatu daerah yang memiliki temperatur permukaan lebih tinggi dibandingkan sekitarnya, dan bukan jumlah kejadian kebakaran hutan dan lahan.

Namun, banyaknya jumlah titik panas dan bergerombol pada suatu wilayah mengindikasikan adanya kejadian kebakaran hutan dan lahan. Artinya, data titik panas hasil deteksi satelit penginderaan jauh masih paling efektif dalam memantau kebakaran hutan dan lahan untuk wilayah yang luas.

(Baca: Hampir 5 Ribu Kejadian Bencana Alam di Indonesia Sepanjang 2023, Karhutla Mendominasi)

Data Populer

Lihat Semua