Laporan Handbook of Energy and Economic Statistics of Indonesia 2023 dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menunjukkan, ekspor dan impor minyak mentah Indonesia berjalan fluktuatif selama 10 tahun terakhir.
Pada 2013, ekspor minyak bumi tergolong tinggi, yakni 104,79 juta barel (bbl). Angkanya kemudian menurun menjadi 93,08 juta bbl pada 2014.
Meski begitu, volume ekspor sempat naik cukup signifikan pada 2016 menjadi 125,54 juta bbl. Ini menjadi bobot ekspor tertinggi dalam sedekade.
Setelahnya, pengiriman minyak cenderung berkurang. Pada 2022 bahkan sempat menyentuh 15,49 juta bbl, menjadi yang terendah selama 10 tahun terakhir.
Data terakhir pada 2023, volume ekspor minyak mencapai 21,39 juta bbl.
Berbeda dengan ekspor, impor minyak cenderung kuat sejak 10 tahun lalu. Pada 2013, pemerintah mendatangkan minyak sebanyak 118,33 juta bbl.
Angkanya meningkat hingga pada 2016 menyentuh 148,36 juta bbl, menjadi yang tertinggi selama sedekade.
Sementara bobot impor terendah terjadi pada 2020 yang sebesar 79,68 juta bbl.
Data terakhir pada 2023, impor minyak mencapai 132,38 juta bbl.
(Baca juga: Produksi Minyak Mentah RI 2023 Jadi yang Terendah dalam Sedekade)