Produksi sirsak Indonesia mencapai 140,41 ribu ton pada 2023.
Melansir laporan Badan Pusat Statistik (BPS), volume produksi sirsak nasional turun 1985 ton (1,39%) dari tahun sebelumnya (year-on-year/yoy) dan naik 69,68 ribu ton (98,51%) dalam 5 tahun terakhir.
Pada 2023, produksi sirsak terbesar nasional berada di Jawa Timur sebanyak 35,92 ribu ton. Diikuti Nusa Tenggara Barat 27,17 ribu ton, Jawa Tengah 15,83 ribu ton, dan Sumatera Barat 14,57 ribu ton.
Adapun produksi sirsak paling sedikit berada di Gorontalo 8 ton, DKI Jakarta 55 ton, dan Papua Barat 102 ton.
Berikut rincian volume produksi sirsak pada 2023 berdasarkan provinsi, dari yang tertinggi hingga terendah.
- Jawa Timur: 35,92 ribu ton
- Nusa Tenggara Barat: 27,17 ribu ton
- Jawa Tengah: 15,83 ribu ton
- Sumatera Barat: 14,57 ribu ton
- Jawa Barat: 13,88 ribu ton
- Nusa Tenggara Timur: 3840 ton
- Lampung: 2748 ton
- Sumatera Utara: 2487 ton
- DI Yogyakarta: 2474 ton
- Sumatera Selatan: 2202 ton
- Jambi: 1988 ton
- Sulawesi Selatan: 1958 ton
- Kalimantan Barat: 1804 ton
- Banten: 1753 ton
- Aceh: 1572 ton
- Kalimantan Selatan: 1374 ton
- Sulawesi Utara: 1333 ton
- Riau: 1321 ton
- Kalimantan Tengah: 1185 ton
- Sulawesi Tenggara: 976 ton
- Kalimantan Timur: 776 ton
- Sulawesi Tengah: 675 ton
- Maluku: 414 ton
- Papua: 396 ton
- Bengkulu: 298 ton
- Maluku Utara: 288 ton
- Kep. Riau: 281 ton
- Sulawesi Barat: 230 ton
- Bali: 215 ton
- Kalimantan Utara: 191 ton
- Kep. Bangka Belitung: 104 ton
- Papua Barat: 102 ton
- DKI Jakarta: 55 ton
- Gorontalo: 8 ton
(Baca: Impor Biji Minyak dan Buah-Buahan yang Mengandung Minyak Indonesia dari Mozambik Naik Menjadi US$ 38.302 Ribu)