Pemasaran produk lewat jasa pemengaruh atau influencer media sosial tampaknya cukup efektif di Asia Tenggara.
Hal ini terlihat dari laporan E-Commerce Influencer Marketing in SEA 2023 yang dirilis perusahaan riset pasar Cube Asia.
Pada 2023 Cube Asia menyurvei 2.300 sampel pengguna media sosial yang tersebar di enam negara pasar utama Asia Tenggara, yaitu Indonesia, Singapura, Malaysia, Thailand, Filipina, dan Vietnam.
Hasilnya, 82% responden mengaku pernah membeli produk yang direkomendasikan oleh influencer. Sementara yang tak pernah hanya 18%.
"Kerja sama perusahaan dengan influencer dan kreator konten di Asia Tenggara diperkirakan memberi kontribusi penjualan e-commerce senilai US$11 miliar pada 2023," kata tim Cube Asia dalam laporannya.
Cube Asia juga memperkirakan tren pemasaran lewat influencer bisa terus berkembang, terlebih dengan adanya teknologi artificial intelligence (AI).
Saat ini teknologi AI sudah mampu menciptakan sosok-sosok virtual yang bisa menjadi pemengaruh di jagat maya.
"Salah satu contohnya influencer virtual @lilmiquela yang punya jutaan pengikut di Instagram," kata tim Cube Asia.
"Konsumen Asia Tenggara tampaknya cukup terbuka pada tren ini. Sebanyak 35% responden menyatakan mendukung keberadaan AI influencer," ujar mereka.
(Baca: Mayoritas Warganet ASEAN Ikuti Akun Medsos Influencer)