Harga Gas Alam Dunia Turun Menuju Level US$ 2,75 per Mmbtu (Selasa, 04 Juni 2024)

Materials
1
Agus Dwi Darmawan 04/06/2024 14:14 WIB
Harga Gas Alam Dunia Tiga Bulan Terakhir
databoks logo
  • A Font Kecil
  • A Font Sedang
  • A Font Besar

Yahoo finance mencatat harga gas alam dunia pada hari ini turun 0,36 persen menuju level US$ 2,75 per mmbtu. Penurunan harga ini termasuk yang cukup tinggi dibandingkan rata-rata pergerakan harga dalam sepekan terakhir.

(Baca: Harga Komoditas Nikel untuk Kontrak 3 Bulan ke Depan Naik Tiga Hari Berurutan)

Harga gas alam dunia mengalami lonjakan tertinggi minggu ini pada Senin, 03 Juni 2024 sebesar 6,53 persen. Sedangkan, perdagangan terhitung sejak awal tahun menguat dengan pertumbuhan tahun berjalan (year to date) sebesar 3,98 persen.

Kondisi saat ini serupa dengan pergerakan harga gas alam dunia sebelumnya yang sedang dalam tren naik.

Seminggu terakhir, pergerakan harga gas alam dunia tumbuh 3,35 persen dengan rata-rata harga transaksi harian adalah US$ 2,61 per mmbtu. Perhitungan Katadata Insight Center (KIC), dalam setahun berjalan (year-to-date/YTD), harga gas alam dunia tersebut telah naik 3,98 persen. Bahkan dari harga tertingginya tahun ini di US$ 3,31 per mmbtu, harga gas alam dunia telah turun 17,11 persen.

Secara tahunan, rata-rata perdagangan harga gas alam dunia dalam lima tahun terakhir dalam tren turun. Sementara itu, untuk pantauan harga secara bulanan, transaksi dalam 12 bulan terakhir cenderung menyusut. Tertinggi, harga rata-rata bulanan komoditas gas alam dunia pernah tercatat yakni pada Oktober 2023 diharga US$ 3,14 per mmbtu.

TTF (Title Transfer Facility) Belanda merupakan titik perdagangan virtual untuk gas alam di Belanda. Secara virtual, fasilitas ini bermanfaat bagi sejumlah pedagang untuk melakukan perdagangan berjangka, fisik atas gas.

(Baca: Harga Komoditas Nikel untuk Kontrak 3 Bulan ke Depan Naik Menuju Level US$ 20.350 per Ton (Selasa, 28 Mei 2024))

Sebelumnya Rusia telah memangkas aliran gas melalui jalur Nord Stream 1 ke Jerman hingga hanya 20% dari total kapasitas. Ini membuat negara-negara Eropa berebut pasokan untuk menyimpan gas sebanyak mungkin untuk menghadapi musim dingin, dan mencari pasokan alternatif.

Data Populer
Lihat Semua