Indikator Politik Indonesia melakukan survei pasca-pencoblosan untuk merekam persepsi publik terkait seberapa jujur dan adil (jurdil) pelaksanaan Pemilu 2024.
"Jurdil adalah satu ukuran yang sangat penting, karena jurdil ini prinsip pokok dalam pemilu demokratis," kata Peneliti Utama Indikator Hendro Prasetyo dalam paparan surveinya secara daring, Rabu (28/2/2024).
Hasil survei menunjukkan, mayoritas atau 79,3% responden menilai Pemilu 2024 berjalan secara jurdil, terdiri dari 18,6% yang menilai sangat jurdil, dan 60,7% cukup jurdil.
Di sisi lain, terdapat 18% responden yang menilai Pemilu 2024 kurang atau tidak jurdil. Rinciannya, 11,4% kurang jurdil, dan 6,6% tidak jurdil sama sekali.
"Meskipun banyak (responden) mengatakan jurdil, ada sebagian atau kurang dari seperlima yang merasa pemilu kurang jurdil," kata Hendro.
Jika dirinci berdasarkan pilihan capres-cawapres, mayoritas pemilih Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka menyatakan pemilu jurdil, dengan proporsi 93,1%.
Kemudian di kelompok pemilih Ganjar Pranowo-Mahfud MD ada 72% yang menyatakan pemilu jurdil. Sementara, hanya 50,1% pemilih Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar yang menilai demikian.
Survei Indikator ini digelar pada 18-21 Februari 2024 dengan melibatkan 1.227 responden berusia 17 tahun ke atas yang memiliki telepon, diasumsikan mewakili 83% dari total populasi nasional.
Penarikan sampel menggunakan teknik pembangkitan nomor telepon secara acak atau random digit dialing (RDD). Responden terpilih kemudian diwawancarai melalui telepon.
Toleransi kesalahan survei (margin of error) sekitar 2,9% pada tingkat kepercayaan 95%, dengan asumsi sampel random sampling.
(Baca juga: Organisasi Jaga Pemilu Temukan Dugaan Pelanggaran Pemilu 2024)