Harga beberapa bahan pangan di Banten hari ini terpantau turun dibandingkan dengan kemarin.
Melansir data panel harga pangan Badan Pangan Nasional (Bapanas) pada Rabu (31/1/2024) pukul 09.13 WIB, dari 20 komoditas terdapat 7 komoditas naik dan 13 komoditas turun.
Komoditas yang naik harga yakni minyak goreng kemasan sederhana, jagung tingkat peternak, cabai rawit merah, telur ayam ras, dan garam halus beryodium.
(Baca: Jokowi Gencar Bagikan Bansos Beras, Ini Provinsi dengan Beras Termahal )
Sementara, harga beberapa komoditas seperti gula konsumsi, ikan kembung, ikan tongkol, tepung terigu (curah), dan tepung terigu kemasan (non-curah) menurun dibandingkan dengan harga kemarin.
Komoditas garam halus beryodium melonjak paling tinggi Rp1.830 (18,98%) menjadi Rp11.470 per kg. Adapun harga ikan bandeng turun paling rendah Rp5.140 (15,94%) menjadi Rp27.110 per kg.
Berikut daftar lengkap harga 20 bahan pangan di Banten menurut Bapanas per tanggal 31 Januari 2024 pukul 09.13 WIB.
- Daging Sapi Murni: Rp131.230 per kg (turun 2,76%)
- Cabai Merah Keriting: Rp60.000 per kg (turun 3,04%)
- Cabai Rawit Merah: Rp49.650 per kg (naik 2,67%)
- Bawang Putih Bonggol: Rp36.470 per kg (turun 3,19%)
- Daging Ayam Ras: Rp35.590 per kg (turun 2,73%)
- Ikan Kembung: Rp33.910 per kg (turun 5,65%)
- Ikan Tongkol: Rp29.490 per kg (turun 6,65%)
- Ikan Bandeng: Rp27.110 per kg (turun 15,94%)
- Telur Ayam Ras: Rp27.000 per kg (naik 0,52%)
- Bawang Merah: Rp23.640 per kg (turun 11,29%)
- Gula Konsumsi: Rp17.000 per kg (turun 0,23%)
- Beras Premium: Rp15.740 per kg (naik 5,28%)
- Minyak Goreng Kemasan Sederhana: Rp15.700 per liter (naik 3,43%)
- Beras Medium: Rp14.110 per kg (naik 6,25%)
- Kedelai Biji Kering (Impor): Rp13.940 per kg (turun 3,73%)
- Minyak Goreng Curah: Rp13.870 per liter (turun 2,05%)
- Tepung Terigu Kemasan (non-curah): Rp12.000 per kg (turun 2,52%)
- Garam Halus Beryodium: Rp11.470 per kg (naik 18,98%)
- Tepung Terigu (Curah): Rp9.740 per kg (turun 2,99%)
- Jagung Tingkat Peternak: Rp8.960 per kg (naik 3,23%)
(Baca: Neraca Dagang Surplus Seiring Hilirisasi, Akankah Berlanjut Usai Pemilu 2024?)