Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat persentase kemiskinan di Kabupaten Bengkalis mengalami sedikit kenaikan menjadi 6,36% pada tahun 2024. Jumlah penduduk miskin tercatat sebanyak 36.560 jiwa dari total 671.725 jiwa penduduk.
Dibandingkan tahun sebelumnya, terjadi pertumbuhan angka kemiskinan sebesar 0,79%. Peningkatan ini menjadikan Bengkalis berada di peringkat 386 secara nasional dalam hal persentase penduduk miskin.
(Baca: BPS: Garis Kemiskinan Makanan dan Nonmakanan di Kalimantan Timur Naik 3,87%(Data Maret 2025))
Secara historis, persentase kemiskinan tertinggi di Bengkalis terjadi pada tahun 2006 sebesar 11,56%. Angka terendah tercatat pada tahun 2018 sebesar 6,22%. Pertumbuhan angka kemiskinan terendah terjadi pada tahun 2005 yaitu -20,98% dan tertinggi pada tahun 2006 sebesar 34,58%. Jika dibandingkan rata-rata tiga tahun terakhir (2022-2024), angka kemiskinan Bengkalis sedikit lebih tinggi dibandingkan rata-rata lima tahun terakhir (2020-2024).
Jika dibandingkan dengan kabupaten lain di Riau, persentase kemiskinan Bengkalis berada di antara Kabupaten Indragiri Hilir (5,66%) dan Kabupaten Kampar (6,92%). Kabupaten Kuantan Singingi memiliki persentase lebih tinggi (7,89%) sementara Kabupaten Siak lebih rendah (5,08%).
Kabupaten Indragiri Hilir
Indragiri Hilir memiliki persentase kemiskinan 5,66% dengan jumlah penduduk miskin mencapai 41.050 jiwa. Jumlah ini lebih tinggi dari Bengkalis, meskipun persentase kemiskinannya lebih rendah. Pertumbuhan kemiskinan di Indragiri Hilir mencapai 0,47%. Garis kemiskinan di Indragiri Hilir tercatat sebesar Rp629.570 per kapita per bulan dan pendapatan per kapita mencapai Rp138,69 juta per tahun, menduduki peringkat 48 secara nasional. Jumlah penduduk Indragiri Hilir tercatat 705.041 jiwa.
Kabupaten Indragiri Hulu
Kabupaten Indragiri Hulu memiliki persentase kemiskinan 6,02% dengan pertumbuhan -0,66% berada pada urutan 400 di Indonesia. Jumlah penduduk miskin mencapai 27.530 jiwa dari total penduduk 482.445 jiwa. Garis kemiskinan di kabupaten ini adalah Rp660.349 per kapita per bulan. Pendapatan per kapita Indragiri Hulu mencapai Rp129,12 juta per tahun, menempatkannya pada peringkat 55 secara nasional. Terlihat adanya penurunan pertumbuhan kemiskinan, di tengah persentase penduduk miskin yang masih di angka 6 persen.
(Baca: 36,31% Penduduk di Kabupaten Paniai Masuk Kategori Miskin)
Kabupaten Kampar
Kampar memiliki persentase kemiskinan yang sedikit lebih tinggi dari Bengkalis yaitu 6,92%, menduduki peringkat 355 di Indonesia, tetapi mengalami penurunan pertumbuhan turun 1,7%. Jumlah penduduk miskin di Kampar cukup besar, mencapai 63.740 jiwa dari total 876.767 jiwa penduduk. Garis kemiskinan di Kampar tercatat Rp590.444 per kapita per bulan, sementara pendapatan per kapita mencapai Rp130,10 juta per tahun.
Kabupaten Kuantan Singingi
Kabupaten Kuantan Singingi memiliki persentase kemiskinan tertinggi di antara kabupaten yang dibandingkan, yaitu 7,89% dan berada di urutan 312 secara nasional, dengan penurunan pertumbuhan cukup signifikan turun 2,23%. Jumlah penduduk miskin mencapai 25.560 jiwa dari total penduduk 360.581 jiwa. Garis kemiskinan di kabupaten ini adalah Rp736.050 per kapita per bulan. Pendapatan per kapita mencapai Rp148,87 juta per tahun.
Kabupaten Rokan Hilir
Kabupaten Rokan Hilir memiliki persentase kemiskinan 7,01% dengan pertumbuhan 0,85% menempati urutan 346 se-Indonesia. Jumlah penduduk miskin di Rokan Hilir mencapai 53.490 jiwa dari total penduduk 670.692 jiwa. Garis kemiskinan di Rokan Hilir tercatat Rp545.799 per kapita per bulan. Pendapatan per kapita Rokan Hilir mencapai Rp152,22 juta per tahun.
Kabupaten Siak
Kabupaten Siak mencatatkan persentase kemiskinan terendah dibandingkan kabupaten lain yang dibandingkan, yaitu 5,08% dan berada di urutan 439 secara nasional. Kabupaten ini mengalami penurunan pertumbuhan kemiskinan turun 2,87%. Jumlah penduduk miskin di Siak mencapai 26.720 jiwa dari total penduduk 487.673 jiwa. Garis kemiskinan di Siak tercatat Rp595.659 per kapita per bulan. Pendapatan per kapita Siak tertinggi dibandingkan wilayah lain yaitu Rp250,38 juta per tahun dan menempati peringkat 20 di Indonesia.