Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengklaim upayanya mengucurkan batuan sosial (bansos) pangan, terutama beras, untuk menekan dampak kenaikan harga komoditas tersebut.
Menurutnya, kenaikan harga beras kompak terjadi di semua negara. Ini dipicu gagal panen akibat krisis iklim sehingga 22 negara menghentikan ekspor untuk mengamankan kebutuhan negaranya sendiri.
Jokowi bahkan berencana memperpanjang penyaluran bansos beras 10 kilogram (kg) per bulan kepada sekitar 22 juta penerima manfaat hingga kuartal III tahun ini.
Dia mengatakan penyaluran bansos tersebut dapat diperpanjang jika anggaran mencukupi.
“Sementara sampai Juni. Nanti kalau APBN kita hitung-hitung cukup, bisa dilanjutkan lagi,” kata Jokowi melalui keterangan pers yang dikutip Katadata, Senin (29/1/2024).
Di samping itu, data Pusat Informasi Harga Pangan Strategis Nasional (PIHPS) menunjukkan, rata-rata harga beras nasional mencapai Rp14.950 per kilogram (kg) pada Selasa (30/1/2024).
Dari seluruh provinsi, Kalimantan Tengah menjadi daerah dengan rerata harga beras termahal, yakni Rp18.800/kg.
Tak jauh dari daerah tersebut, Kalimantan Selatan menyusul di posisi kedua sebagai provinsi dengan beras termahal, yakni Rp17.900/kg.
Ketiga ditempati oleh Sumatera Barat dengan rerata harga Rp16.350/kg.
Adapun provinsi dengan rata-rata harga beras termurah di antaranya Sulawesi Selatan (Rp13.050/kg), Nusa Tenggara Barat (Rp13.650/kg), dan Sumatera Utara (Rp13.700/kg).
(Baca juga: Ini Harga Beras SPHP Bulog yang Sempat Disalahgunakan untuk Kampanye)