Cawapres nomor urut 2, Gibran Rakabuming Raka menyebut, generasi muda harus didorong untuk bertani melalui smart farming.
Hal ini ia sampaikan dalam acara Debat Capres-Cawapres 2024 seri keempat bertema Pembangunan Berkelanjutan, Sumber Daya Alam, Lingkungan Hidup, Energi, Pangan, Agraria, Masyarakat Adat dan Desa di Jakarta Convention Center (JCC), Jakarta, Minggu (21/1/2024).
"Untuk meningkatkan produktivitas, para petani akan kita dorong terus mekanisasi [pertaniannya]. Generasi muda akan kita dorong melalui smart farming," kata Gibran dalam sesi penyampaian visi misi.
Lantas, bagaimana data petani generasi muda dengan pertanian smart farming?
Menurut Guru Besar Fakultas Pertanian (Faperta) Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jawa Timur (UPNVJT), smart farming merupakan sistem pertanian pintar untuk meningkatkan efisiensi serta produktivitas pertanian.
Sistem ini memakai pendekatan teknologi digital, mekanisasi pertanian, hingga sistem pemasaran berbasis digital.
Data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan, sekitar 3,57 juta orang (57,8%) petani muda atau generasi milenial usia 19-39 tahun belum menggunakan teknologi digital tersebut pada 2023.
Angka tersebut melebihi petani milenial yang telah menggunakan teknologi digital, yakni 2,61 juta orang (42,23%).
Adapun total petani milenial usia 19-39 tahun sebanyak 6,18 juta orang pada 2023.
(Baca selengkapnya: Banyak Petani Milenial Indonesia Belum Gunakan Teknologi Digital)