Kementerian Perindustrian (Kemenperin) melaporkan, Indeks Kepercayaan Industri (IKI) Indonesia mencapai 51,32 poin pada Desember 2023.
Angka tersebut melemah 1,11 poin dibandingkan dengan November 2023 yang sebesar 52,43. Namun demikian, nilai ini meningkat 0,42 poin dibandingkan dengan nilai IKI Desember 2022 sebesar 50,90 poin.
Selama setahun terakhir, skor IKI terendah tercatat pada Oktober 2023 yang sebesar 50,70. Sementara nilai tertinggi terbukukan pada Juni 2023 sebesar 53,93 poin.
Laporan Kemenperin juga menyebut, ada 15 subsektor ekspansi terhadap PDB industri pengolahan nonmigas kuartal III 2023 sebesar 86,3%. Sementara 8 subsektor terkontraksi sebesar 13,7%.
Agus Gumiwang Kartasasmita, Menteri Perindustrian, mengatakan bahwa sejak IKI diluncurkan pada November 2022 sampai saat ini, nilai IKI fluktuatif namun tetap pada posisi ekspansif.
“Semua perkembangan makro di atas menunjukkan bahwa kita berhasil menjaga sektor industri agar tetap produktif dan berdaya saing di tengah pemulihan perekonomian dunia,” kata Agus saat konferensi akhir tahun dengan awak media di Denpasar, Bali, Kamis (28/12/2023).
Adapun parameter penilaian IKI sebagai berikut:
- 0 < IKI < 50: kontraksi
- IKI = 50: stabil
- 50 < IKI < 100: ekspansi atau optimistis
(Baca juga: Setelah Melesat, Indeks Kepercayaan Industri Turun Lagi pada Juli 2023)
Proyeksi 2024
Kemenperin mengidentifikasi berbagai kendala dan tantangan akibat dampak geoekonomi dan geopolitik yang kemungkinan besar akan tetap berlangsung pada tahun 2024.
Pertama, pertumbuhan ekonomi global diperkirakan melambat akibat melemahnya pertumbuhan ekonomi China dan negara-negara Eropa, sehingga permintaan global akan turut melemah dan permintaan terhadap produk ikut menurun.
Kedua, akan terjadinya depresiasi nilai tukar akibat kebijakan moneter di negara maju untuk menekan inflasi dengan menaikkan tingkat suku bunga. Ketiga, apabila konflik Ukraina-Rusia dan Palestina-Israel berkepanjangan, akan dapat menggangu stabilitas kawasan sehingga memicu kenaikan harga komoditas, pangan, dan energi.
Keempat, Pemilu 2024 di satu sisi memberikan dampak positif bagi industri nasional, namun di sisi lain terdapat kemungkinan investor mengambil posisi wait and see sambil menunggu dilantiknya presiden dan wakil presiden yang definitif.
“Seiring dengan harapan membaiknya kondisi global dan perekonomian nasional, kami memperkirakan pertumbuhan industri pengolahan nonmigas 2023 sebesar 4,81% dan target 2024 sebesar 5,80%,” kata Agus.
(Baca juga: Realisasi Investasi Industri Menguat saat Pandemi Covid-19, Ini Tren 7 Tahun Terakhir)