Indonesia adalah negara dengan kekuatan menengah di skala Asia. Tidak lemah, tapi masih jauh dari level adidaya.
Hal ini tercatat dalam Asia Power Index yang disusun Lowy Institute, lembaga riset asal Australia.
Lowy Institute mendefinisikan power sebagai kekuatan suatu negara untuk mempengaruhi perilaku negara lain, aktor non-negara, dan peristiwa internasional.
Mereka menilai kekuatan negara-negara besar di Asia melalui 8 indikator utama, yaitu:
- Kemampuan ekonomi;
- Kemampuan militer;
- Ketahanan/stabilitas negara;
- Sumber daya masa depan;
- Jejaring ekonomi;
- Jejaring pertahanan;
- Pengaruh diplomasi; dan
- Pengaruh budaya.
Hasil penilaiannya dirumuskan menjadi skor berskala 0-100. Skor 0 menunjukkan daya pengaruh negara yang sangat lemah, dan skor 100 sangat kuat dengan kategorisasi berikut:
- Skor 0—10: lemah (minor power)
- Skor >10—70: menengah (middle power)
- Skor >70: sangat kuat (super power)
Dengan metode tersebut, pada 2023 Indonesia meraih skor 19,4 dari 100, masuk level middle power.
Menurut Lowy Institute, pada 2023 Indonesia memiliki ketahanan/stabilitas negara dan diplomasi internasional yang cukup baik. Namun, kemampuan militer dan jejaring pertahanannya belum optimal.
Dalam hal kemampuan militer, Indonesia hanya meraih skor 14,6 dari 100. Indikator ini dinilai dari anggaran belanja pertahanan, kondisi organisasi militer, sampai sistem persenjataan.
Kemudian dalam hal jejaring pertahanan, skor Indonesia hanya 14,8 dari 100. Indikator ini dinilai dari hubungan aliansi militer internasional, diplomasi pertahanan, sampai kemitraan persenjataan global.
Di kawasan Asia Tenggara, secara umum skor kekuatan Indonesia pada 2023 hanya kalah dari Singapura.
Kemudian jika dilihat di kawasan Asia, Indonesia juga kalah dari China, Jepang, India, dan Korea Selatan.
(Baca: Rasio Belanja Militer Negara G20, Indonesia Tergolong Rendah)