Perang Israel-Palestina telah menimbulkan sekitar 4.800 korban jiwa dan 18.300 korban luka dari kedua belah pihak selama periode 7-18 Oktober 2023.
Data ini dihimpun United Nations Office for the Coordination of Humanitarian Affairs (OCHA) dari Kementerian Kesehatan Gaza dan keterangan resmi pemerintah Israel.
(Baca: Warga Palestina Butuh Bantuan Rp4,6 Triliun, Mayoritas untuk Makan)
Sampai hari ke-12 perang, yakni Rabu (18/10/2023), jumlah korban paling banyak berasal dari pihak Palestina seperti terlihat pada grafik.
Jika dirinci lokasinya, mayoritas korban Palestina berada di Jalur Gaza dengan korban jiwa sekitar 3.478 orang dan korban luka 12.500 orang. Sementara di wilayah Tepi Barat korban jiwanya 64 orang dan korban luka 1.284 orang.
Di sisi lain, korban jiwa dari pihak Israel berjumlah 1.300 orang, tidak ada laporan penambahan korban jiwa baru sejak Kamis (12/10/2023), dan korban lukanya mencapai 4.562 orang.
Jumlah pengungsi di Jalur Gaza juga dilaporkan terus bertambah, namun OCHA belum memaparkan datanya secara rinci.
"Jumlah pengungsi di Gaza diperkirakan mencapai satu juta orang, termasuk lebih dari 353.000 orang yang tinggal di sekolah-sekolah UNRWA di Gaza bagian tengah dan selatan, dalam kondisi yang semakin mengerikan," kata OCHA dalam laporannya, Rabu (18/10/2023).
Sebelumnya, dalam laporan Hostilities in Gaza and Israel edisi 12 Oktober 2023, OCHA sempat memperkirakan ada sekitar 1,3 juta warga Palestina yang butuh bantuan mendesak.
Estimasi dana bantuan yang dibutuhkan adalah US$294 juta atau sekitar Rp4,6 triliun (asumsi kurs Rp15.714 per US$). Sekitar 45%-nya diperlukan untuk penyediaan pangan.
Sampai Rabu (18/10/2023) setidaknya sudah ada 8 negara yang mengumumkan akan memberi bantuan untuk Palestina, dengan nilai total bantuan sekitar Rp1,9 triliun.
Namun, bantuan itu belum bisa masuk ke Jalur Gaza karena aksesnya diadang Israel.
"Pengepungan total terhadap Gaza terus berlanjut. Jalur perlintasan Rafah (kota di Jalur Gaza yang berbatasan langsung dengan Mesir) tetap ditutup, mencegah masuknya bantuan kemanusiaan yang sangat dibutuhkan, termasuk makanan, air dan obat-obatan yang menunggu di wilayah Mesir," kata OCHA, Rabu (18/10/2023).
"Jalur penyeberangan Erez dan Kerem Shalom (perbatasan Jalur Gaza dengan Israel) juga tetap ditutup," lanjutnya.
(Baca: 8 Negara Beri Bantuan untuk Palestina, Uni Eropa Teratas)