960 Ribu Anak Indonesia Mengungsi akibat Cuaca Ekstrem, Terbanyak ke-8 Global

Demografi
1
Cindy Mutia Annur 11/10/2023 19:24 WIB
10 Negara dengan Jumlah Anak yang Mengungsi akibat Cuaca Ekstrem Terbanyak Global (2016-2021)
databoks logo
  • A Font Kecil
  • A Font Sedang
  • A Font Besar

Selama periode 2016-2021 ada sekitar 43,1 juta anak di seluruh dunia yang terpaksa mengungsi akibat bencana cuaca ekstrem, seperti badai, banjir, kekeringan, dan kebakaran hutan.

Hal ini tercatat dalam laporan Badan Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk Anak-Anak (UNICEF) yang bertajuk Children Displaced in a Changing Climate.

(Baca: UNICEF: 43 Juta Anak Mengungsi Akibat Cuaca Ekstrem, Badai Penyebab Terbanyak)

Adapun Indonesia masuk ke dalam daftar 10 negara dengan jumlah anak yang mengungsi akibat cuaca ekstrem terbanyak.

Menurut UNICEF, selama periode 2016-2021 ada 960 ribu anak Indonesia yang mengungsi karena persoalan tersebut, paling banyak ke-8 di dunia.

Urutan teratas daftar ini ditempati Filipina, India, dan Tiongkok, yang jumlah pengungsi anaknya jauh melampaui negara-negara lain.

Berikut daftar lengkap 10 negara dengan jumlah anak yang mengungsi akibat cuaca ekstrem terbanyak sepanjang 2016-2021:

  1. Filipina: 9,7 juta anak
  2. India: 6,7 juta anak
  3. Tiongkok: 6,4 juta anak
  4. Bangladesh: 3,3 juta anak
  5. Somalia: 1,7 juta anak
  6. Amerika Serikat: 1,7 juta anak
  7. Ethiopia:1,3 juta anak
  8. Indonesia: 960 ribu anak
  9. Vietnam: 930 ribu anak
  10. Kuba: 670 ribu anak

Jika dilihat secara global, cuaca ekstrem yang paling banyak melahirkan pengungsi anak-anak adalah badai. Bencana ini menyebabkan sekitar 21,2 juta anak di seluruh dunia mengungsi dalam lima tahun terakhir.

Di urutan kedua ada banjir, yang telah memaksa 19,7 juta anak mengungsi secara global, diikuti kekeringan (1,3 juta anak), dan kebakaran hutan (800 ribu anak).

UNICEF menyoroti bahwa pengungsian dapat menimbulkan trauma psikologis jangka panjang bagi anak, seperti kecemasan, depresi, dan gangguan stres pascatrauma.

Selain itu anak-anak yang mengungsi juga rentan mengalami masalah sulit tidur, atau kesulitan fokus di sekolah.

"Jika tidak ditangani, trauma emosional dapat mempengaruhi fisik mereka dan berpotensi menyebabkan masalah kesehatan kronis, penyakit mental, dan penggunaan narkoba," kata UNICEF dalam laporannya.

(Baca: Anomali Suhu Panas Global Tembus Rekor Tertinggi pada September 2023)

Editor : Adi Ahdiat
Data Populer
Lihat Semua