Inflasi Indonesia Capai Kisaran 2% pada September 2023

Ekonomi & Makro
1
Adi Ahdiat 02/10/2023 16:00 WIB
Inflasi Tahunan Indonesia (Januari 2020-September 2023)
databoks logo
  • A Font Kecil
  • A Font Sedang
  • A Font Besar

Menurut laporan Badan Pusat Statistik (BPS), pada September 2023 Indonesia mengalami inflasi tahunan 2,28% (year-on-year/yoy). Artinya, pada September tahun ini harga barang dan jasa di dalam negeri secara umum lebih mahal 2,28% dibanding September tahun lalu.

Adapun pada September tahun lalu harga komoditas nasional sedang berada di level tinggi. Hal itu terjadi karena pada September 2022 pemerintah menaikkan harga BBM subsidi Pertalite dari Rp7.660 menjadi Rp10.000 per liter. Ketika itu harga solar subsidi juga dinaikkan dari Rp5.150 menjadi Rp6.800, hingga berdampak pada kenaikan harga banyak komoditas.

(Baca: Inflasi Indonesia 2022 Capai Rekor Tertinggi dalam Sewindu)

Untuk tahun ini, komoditas yang memiliki andil besar terhadap inflasi tahunan September 2023 adalah beras, tahu mentah, bawang putih, daging ayam ras, rokok putih, kentang, ikan segar, rokok kretek filter, rokok kretek, dan tarif air minum PAM.

Laju inflasi tahunan pada September 2023 juga dipengaruhi kenaikan harga tukang bukan mandor, sewa rumah, kontrak rumah, upah asisten rumah tangga, mobil, tarif kereta api, uang sekolah SMA, uang kuliah, nasi dengan lauk, dan emas perhiasan.

Sementara, komoditas yang menyumbang deflasi atau penurunan harga tahunan pada September 2023 adalah cabai merah, cabai rawit, cabai hijau, bawang merah, telur ayam ras, daging babi, minyak goreng, sabun cair/cuci piring, tarif angkutan udara, dan telepon seluler.

(Baca: Analisis IMF, El Nino Bisa Dongkrak Laju Inflasi Indonesia)

Jika dilihat dari kelompok pengeluarannya, pada September 2023 inflasi tahunan Indonesia paling besar terjadi di sektor makanan, minuman, dan tembakau. Rinciannya adalah sebagai berikut:

  • Makanan, minuman dan tembakau: 4,17% (yoy)
  • Perawatan pribadi dan jasa lainnya: 3,68% (yoy)
  • Penyediaan makanan dan minuman/restoran: 2,40% (yoy)
  • Kesehatan: 2,14% (yoy)
  • Pendidikan: 2,08% (yoy)
  • Perlengkapan, peralatan dan pemeliharaan rutin rumah tangga: 1,97% (yoy)
  • Rekreasi, olahraga, dan budaya: 1,58% (yoy)
  • Perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga: 1,26% (yoy)
  • Transportasi: 0,99% (yoy)
  • Pakaian dan alas kaki: 0,98% (yoy)
  • Informasi, komunikasi, dan jasa keuangan: 0,06% (yoy).

Editor : Adi Ahdiat
Data Populer
Lihat Semua