Inflasi Argentina menyentuh 124,4% secara tahunan (year-on-year/yoy) pada Agustus 2023. Ini menjadi angka tertinggi sejak 1991 silam.
Melansir Reuters, inflasi bulanannya naik menjadi 12,4% per Agustus 2023. Angka ini tetap terhitung tinggi bahkan bila dibandingkan dengan inflasi tahunan sebagian besar negara dunia.
Jika dilihat pada grafik yang diambil dari Trading Economics, inflasi tahunan Argentina memang sudah mengkhawatirkan sejak tahun lalu. Persentasenya tembus 83% pada September 2022. Inflasi kemudian memasuki tiga digit, yakni 102,5% pada Februari 2023.
Dalam setahun, inflasi Argentina sempat menurun satu kali. Dari 115,6% pada Juni 2023 menjadi 113,4% pada Juli 2023. Namun, angkanya malah meroket kembali pada Agustus 2023.
Kondisi sulit ini makin mendongkrak tingkat kemiskinan hingga lebih dari 40%. Krisis ini pun memicu kemarahan, dari masyarakat hingga elit politik, mengingat Oktober mendatang negara tersebut akan melangsungkan pemilihan umum.
(Baca juga: 10 Negara dengan Inflasi Tertinggi pada 2022)
Beberapa warga bahkan mengaku harus mengatur strategi berpindah-pindah tempat belanja demi mendapatkan harga yang paling murah. Wawancara South China Morning Post (SCMP) dengan seorang warga juga menyebut, dirinya mendadak menjadi 'vegan' alias mengurangi konsumsi daging karena harganya yang sangat meroket. Bila bisa membelinya, warga akan membagikan sedikit demi sedikit.
Jajak pendapat analis bank sentral negara tersebut memperkirakan inflasi pada akhir tahun ini akan berada di atas 169%. Proyeksi ini meningkat tajam dari sebelumnya yang sebesar 141%. Analis juga memperkirakan inflasi bulanan sebesar 12% pada September dan 9,1% pada Oktober.
SCMP menyebut Argentina terjebak dalam siklus krisis ekonomi. Rentetan peristiwa hilangnya kepercayaan terhadap mata uang peso yang menyebabkan depresiasi terus-menerus, inflasi tiga digit, cadangan bank sentral yang negatif, dan perekonomian yang lesu akibat kekeringan yang melanda sektor pertanian, makin memperburuk kondisi hidup warganya.
Negara ini juga di ambang kebangkrutan karena memiliki sejumlah utang. Argentina sebelumnya pernah menyepakati utang senilai US$44 miliar dengan International Monetary Fund (IMF) dan menghadapi tagihan hukum senilai US$16 miliar setelah keputusan pengadilan AS terkait pengambilalihan perusahaan energi YPF oleh negara satu dekade lalu.
(Baca juga: Deretan Negara dengan Inflasi Harga Makanan Tertinggi Dunia pada Mei 2023)