World Bank menyebut inflasi harga makanan di beberapa negara tetap tinggi. Inflasi ini diukur berdasarkan perubahan tahun ke tahun (year-on-year/yoy) dari komponen harga pangan Indeks Harga Konsumen (IHK) setiap negara.
Data World Bank yang dihimpun sepanjang Februari-Mei 2023 menunjukkan, inflasi tinggi terjadi di banyak negara berpenghasilan rendah dan menengah. Inflasinya bervariatif, dari satu digit hingga dua digit persen.
"Negara yang paling terpengaruh berada di Afrika, Amerika Utara, Amerika Latin, Asia Selatan, Eropa, dan Asia Tengah," tulis World Bank dalam laporan Food Security Update.
World Bank menghimpun 10 negara dengan inflasi harga makanan tertinggi sepanjang Februari-Mei 2023.
Venezuela jadi negara teratas dengan inflasi harga makanan tertinggi, yakni meroket 450% jika dibandingkan tahun sebelumnya (yoy). Kedua, Libanon, dengan persentase inflasi sebesar 304% (yoy).
Argentina menyusul di posisi ketiga dengan inflasi harga sebesar 118% (yoy). Beda tipis di urutan keempat ada Zimbabwe, yakni 117% (yoy).
Posisi kelima ada Iran dengan inflasi sebesar 78% (yoy). Keenam, Suriname, dengan inflasi 71% (yoy).
Laos jadi negara 'perwakilan' ASEAN yang masuk daftar tersebut, tepatnya di posisi kedelapan, dengan inflasi harga sebesar 53% (yoy). Sisanya, terlampir pada grafik.
Sebagai catatan, inflasi yang dihimpun World Bank ini berdasarkan IHK komponen pangan dan IHK keseluruhan yang tersedia dari setiap negara.
(Baca juga: Deretan 10 Kota dengan Tingkat Inflasi Tertinggi Nasional pada Juni 2023)