Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, posisi kredit investasi perbankan secara nasional mencapai Rp1,73 kuadriliun pada Juni 2023. Jumlah tersebut tumbuh 8% dari bulan sebelumnya (month-on-month/mom).
Berdasarkan lapangan usahanya, sektor industri pengolahan jadi penerima kredit investasi terbesar, yakni Rp281,48 triliun. Meski nilainya paling tinggi, kredit investasi di sektor ini turun 1,30% (mom).
Pinjaman investasi terbesar berikutnya mengalir ke industri pertanian, kehutanan, dan perikanan dengan nilai Rp262,28 triliun. Nilai tersebut naik tipis 0,46% (mom).
Lalu sektor perdagangan besar dan eceran, reparasi mobil dan motor melengkapi peringkat tiga besar dengan nilai pinjaman Rp172,96 triliun. Nilainya tumbuh 2,20% (mom).
Berikut daftar lengkap posisi kredit investasi perbankan berdasarkan lapangan usahanya pada Juni 2023:
- Industri Pengolahan: Rp281,48 triliun
- Pertanian, Kehutanan dan Perikanan: Rp262,28 triliun
- Perdagangan Besar dan Eceran, Reparasi Mobil dan Motor: Rp172,96 triliun
- Konstruksi: Rp163,05 triliun
- Transportasi dan Pergudangan: Rp135,97 triliun
- Real Estate: Rp135,90 triliun
- Pengadaan Listrik dan Gas: Rp128,23 triliun
- Pertambangan dan Penggalian: Rp113,90 triliun
- Informasi dan Komunikasi: Rp106,20 triliun
- Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum: Rp80,72 triliun
- Jasa Perusahaan: Rp49,70 triliun
- Jasa Lainnya: Rp44,44 triliun
- Jasa Kesehatan dan Kegiatan Lainnya: Rp24 triliun
- Jasa Keuangan dan Asuransi: Rp15,21 triliun
- Jasa Pendidikan: Rp14,03 triliun
- Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang: Rp3,79 triliun
- Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib: Rp803,32 miliar
(Baca juga: Kredit Kendaraan Meningkat, Kredit Bermasalahnya Juga Naik)