Harga Batu Bara Terjun pada Mei 2023, Bagaimana Pergerakan Saham-saham Mineral Hitam Indonesia?

Pasar
1
Erlina F. Santika 30/05/2023 20:56 WIB
Pergerakan Saham Batu Bara BYAN, PTBA, dan ADRO (Mei 2023)
databoks logo
  • A Font Kecil
  • A Font Sedang
  • A Font Besar

Awal 2023, harga batu bara acuan (HBA) yang mengikuti pasar internasional dibuka sebesar US$305,21 per ton. Angka ini naik 8,43% dari posisi akhir tahun 2022 yang mencapai US$281,48 per ton.

Menginjak Februari 2023, HBA mengalami penurunan sebesar US$28,16 per ton, menjadi US$277,05 per ton. Kepala Biro Komunikasi, Layanan Informasi Publik, dan Kerja Sama Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Agung Pribadi membeberkan alasan penurunannya.

"Penurunan harga batu bara ini dikarenakan menurunnya permintaan batu bara dari Eropa yang disebabkan cuaca di Eropa sudah mulai menghangat," kata Agung dikutip dari laman ESDM, Senin 13 Februari 2023.

Agung menambahkan, selain faktor tersebut, kondisi pasokan gas Eropa turut ambil bagian dalam menentukan fluktuasi besaran HBA.

Satu bulan berselang, HBA ditetapkan melalui metode baru. Harganya naik dari Februari, menyentuh US$283,08 per ton pada Maret 2023. Sementara pada April 2023, harga acuan menurun lagi, menjadi US$265,26 per ton.

Mei menjadi bulan yang lusuh bagi mereka yang mengeruk cuan dari mineral hitam. Pasalnya, harga batu bara terus mengalami penurunan, acuannya pun menjadi US$206,16 per ton.

Dilansir Katadata, harga batu bara di ICE Newcastle untuk kontrak Juni 2023 berada pada level US$140,5 per ton pada akhir perdagangan Kamis, 25 Mei 2023 lalu, turun US$9,5 atau 6,33% dibandingkan posisi sehari sebelumnya. Sepanjang tahun ini harga telah merosot lebih 64% dari US$ 396,15 pada Januari.

Laporan S&P Global Commodity Insight menyebutkan bahwa harga batu bara secara global berada dalam tekanan besar. Hal ini lantaran lesunya permintaan dari dua negara pengonsumsi batu bara terbesar di dunia, Cina dan India.

Padahal, harga batu bara dunia pernah mencapai puncaknya pada 5 September 2022 lalu yang tembus US$463,75 per ton. Torehan ini menjadi yang paling tinggi sepanjang sejarah, menurut CNBC Indonesia.

(Baca juga: Ini Emiten Batu Bara LQ45 Paling Cuan sampai Kuartal III 2022)

Lantas, bagaimana pergerakan saham batu bara Indonesia belakangan ini?

Harga saham PT Bayan Resources Tbk terpantau terus mengalami penurunan pada Mei 2023. Mulanya, harga saham emiten berkode BYAN itu sempat menyentuh Rp21.225 per lembar saham pada perdagangan Selasa 2 Mei 2023.

BYAN mengalami penurunan terus menerus sejak perdagangan 10 Mei-15 Mei 2023, yakni dari angka Rp20.400 menjadi Rp18.875 per lembar saham.

Saham makin ambles setelah perdagangan 25 Mei 2023, yang saat itu menyentuh Rp18.900 menjadi Rp18.150 per lembar saham.

Parahnya, saham ini anjlok hingga menyentuh auto reject bawah (ARB) pada penutupan perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI), Selasa 30 Mei 2023 sebesar Rp16.075 per lembar saham. Padahal, saham emiten batu bara papan atas lainnya justru berhasil naik, menurut Investor.id.

Dalam sebulan ini, BYAN tercatat mengalami kenaikan harga saham hanya empat kali.

Emiten saham lainnya, PT Bukit Asam Tbk, juga terlihat mengalami banyak penurunan pada Mei 2023. Pada perdagangan 2 Mei 2023, harga saham menyentuh Rp3.860 per lembar saham. Tiga hari berturut-turut setelahnya, saham ini pun ambles, hingga menyentuh Rp3.360 per lembar saham pada penutupan perdagangan 5 Mei 2023.

Dalam sebulan, harga saham emiten BUMN berkode PTBA itu naik lima kali. Pada penutupan perdagangan 30 Mei 2023 menyentuh Rp3.090, naik dari sebelumnya yang menyentuh Rp2.960 per lembar saham pada 29 Mei 2023.

Pindah ke PT Adaro Energy Indonesia atau ADRO, yang memiliki nilai lembar saham paling kecil dibanding dua emiten di atas. Pada 2 Mei 2023, harganya menyentuh Rp2.980 per lembar saham. ADRO pernah mengalami penurunan cukup signifikan pada perdagangan 5 Mei 2023, yang saat itu menyentuh Rp2.790 per lembar saham. Padahal pada perdagangan 4 Mei 2023, nilainya menyentuh Rp2.920.

Katadata mewartakan, harga saham ADRO pada pembukaan perdagangan Selasa 23 Mei 2023 langsung anjlok 6,9% hingga menyentuh ARB menjadi Rp2.290 per saham. Bahkan secara year to date, sahamnya tercatat sudah turun hingga 36,2%.

Setelah itu, hari-hari saham ADRO selalu mengalami penurunan. Bahkan pada perdagangan 29 Mei 2023 hanya sebesar Rp2.070 per lembar saham. Namun pada hari ini, 30 Mei 2023, ada kenaikan menjadi Rp2.110.

Penurunan harga saham ADRO disinyalir karena adanya jebakan dividen atau dividend trap. Jebakan dividen adalah saat pelaku pasar membeli saham emiten yang tampaknya tinggi dan menggiurkan, tetapi setelah memasuki masa ex-date harga sahamnya justru anjlok. Alhasil investor terjebak membeli di harga tinggi, pada saat cum date dan harus menyaksikan harga saham koleksinya merosot pasca-cum date.

(Baca juga: Adaro Ngamuk, Catatkan Rekor Laba Tertinggi Rp38,17 Triliun pada 2022)

Data Populer
Lihat Semua