PT Adhi Karya (Persero) Tbk (ADHI) mencetak laba bersih yang dapat diatribusikan ke pemilik entitas induk (tidak diaudit) sebesar Rp8,45 miliar pada kuartal I 2023.
Capaian tersebut meningkat 18,9% (year-on-year/yoy) dibanding laba bersih kuartal I 2022.
Emiten BUMN sektor konstruksi atau BUMN Karya ini berhasil meraih peningkatan laba, meskipun pendapatannya berkurang.
Pada kuartal I 2022 ADHI mampu mencetak pendapatan usaha Rp3,79 triliun. Namun, pada kuartal I 2023 perolehannya turun menjadi Rp2,67 triliun.
(Baca: Ini BUMN Karya dengan Laba Terbesar pada Kuartal I 2023)
Penurunan pendapatan ADHI diiringi dengan turunnya beban pokok pendapatan.
Sepanjang kuartal pertama tahun ini beban pokok ADHI hanya Rp2,33 triliun, jauh lebih rendah dari kuartal I tahun lalu yang mencapai Rp3,46 triliun.
Pada kuartal I 2023 ADHI juga tercatat sama sekali tidak menanggung bagian rugi entitas asosiasi, meskipun di periode tahun lalu kerugian yang ditanggungnya mencapai Rp1,99 miliar.
Nilai total aset ADHI pada akhir Maret 2023 sebesar Rp39,15 triliun, turun dibanding akhir tahun 2022 yang posisinya masih Rp39,99 triliun.
Sementara, total liabilitas atau utang ADHI tercatat berkurang, dari Rp31,16 triliun pada Desember 2022 menjadi Rp30,29 triliun pada Maret 2023.
Ekuitas ADHI juga tercatat bertambah, dari Rp8,82 triliun pada Desember 2022 menjadi Rp8,86 triliun pada Maret 2023.
Menurut keterangan resmi perusahaan, ADHI sudah membukukan kontrak baru senilai Rp8,9 triliun sampai akhir Maret 2023.
Kontribusi kontrak baru terbesar berasal dari Proyek Tol Solo-Yogyakarta-YIA Kulonprogo Paket 1.2A, Proyek Tol Probowangi Paket 1, Pekerjaan Perkerasan Jalan Pertambangan Tanjung Enim, Proyek Tol Trans Sumatra (Bayung Lencir) dan SPAM Regional Wosusokas.
Lini bisnis engineering dan konstruksi mendominasi kontrak baru dengan porsi 93%, sementara porsi lini bisnis properti dan hospitality 3%, dan bisnis-bisnis lainnya 4%.
Kontrak baru ADHI sampai Maret 2023 mayoritas berasal dari proyek investasi dan lainnya dengan porsi 53%, dari pemerintah 28%, dan dari BUMN/BUMD 19%.
(Baca: Ini BUMN Karya dengan Utang Terbesar pada Kuartal I 2023)