Tren penjualan mobil listrik berbasis baterai atau battery electric vehicle (BEV) menguat signifikan pada kuartal pertama tahun ini.
Menurut data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), sepanjang Januari-Maret 2022 volume penjualan wholesale mobil listrik BEV di pasar domestik hanya 64 unit.
Namun, dalam periode Januari-Maret 2023 volume penjualannya mencapai 1.800 unit, meningkat sekitar 2.700% dibanding kuartal pertama tahun lalu.
Mobil listrik BEV terlaris di Indonesia sepanjang kuartal I 2023 adalah Hyundai Ioniq 5 Signature Extended dengan angka wholesale 886 unit.
Angka itu menyalip pencapaian wholesale Wuling Air EV Long Range, yang sempat menjadi penguasa pasar pada 2022.
(Baca: Penjualan Mobil Listrik Baterai Tumbuh Pesat, Salip Mobil Hybrid)
Angka penjualan mobil listrik di Indonesia berpotensi terus meningkat dalam beberapa waktu ke depan.
Pasalnya, mulai tahun ini pemerintah memberikan insentif berupa Pajak Pertambahan Nilai Ditanggung Pemerintah (PPN DTP) untuk pembelian kendaraan listrik roda empat dan bus. Hal ini sudah ditetapkan melalui Peraturan Menteri Keuangan Nomor 38 Tahun 2023.
Mulai 1 April 2023, pemerintah memberlakukan potongan PPN sebesar 10% untuk pembelian mobil listrik. Artinya, pembeli hanya dikenakan sisa PPN 1 %.
Namun, insentif hanya diberikan untuk pembelian mobil listrik berbasis baterai atau BEV, dengan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) di atas 40%. Saat ini, mobil listrik yang memenuhi kriteria tersebut adalah Wuling Air EV dan Hyundai Ioniq 5.
Di sisi lain, bus listrik tetap bisa mendapat insentif meski TKDN-nya lebih rendah. Bus listrik dengan TKDN di kisaran 20%-40% bisa mendapat diskon PPN 5%. Artinya, sisa pajak yang harus dibayar pembeli hanya 6%.
(Baca: PPN Indonesia Naik Jadi 11%, Tertinggi Kedua di ASEAN)