Tampaknya ada banyak warga Indonesia yang merasa biaya hidup bakal kian mahal pada 2023. Menurut survei Ipsos, dari sekitar 1.000 responden, 75% di antaranya memprediksi harga BBM kendaraan akan naik lagi tahun depan.
Lebih dari separuh responden juga memprediksi kenaikan harga akan terjadi pada bahan makanan, utilitas listrik dan gas, serta pengeluaran rumah tangga lainnya seperti terlihat pada grafik.
Kemudian ada banyak responden Indonesia yang merasa inflasi akan naik lagi pada tahun depan (73%), pengangguran akan bertambah (72%), beban pajak akan meningkat (52%), dan suku bunga bank akan lebih tinggi dibanding saat ini (51%).
Bukan hanya di Indonesia, fenomena serupa terjadi di skala global. Dari 36 negara yang disurvei, mayoritasnya merasa kondisi ekonomi pada 2023 akan lebih berat dibanding tahun ini.
(Baca: Kondisi Ekonomi 2023 Bakal Makin Berat? Ini Pandangan Warga Global)
Menurut Colin Strong, kepala tim peneliti Ipsos bidang behavioural science, kekhawatiran akan peningkatan biaya hidup muncul karena dunia sedang berada dalam kondisi krisis.
"Saat ini kita hidup dalam situasi multi-krisis. Kita menghadapi krisis biaya hidup, krisis perubahan iklim, dan pandemi Covid-19 telah menunjukkan betapa kita rentan terhadap ancaman yang tak terlihat," kata Colin dalam laporan Feeling the Pressure, Understanding Consumers during Inflationary Times (November 2022).
"Lingkungan kita terus berubah, kita hidup tanpa pola yang tetap, dan tidak bisa lagi mengandalkan keyakinan lama. Kita perlu belajar menjalani kehidupan dengan beradaptasi terus-menerus terhadap perubahan yang cepat," pungkasnya.
Survei Ipsos ini dilakukan secara daring selama periode 21 Oktober-4 November 2022. Survei melibatkan 24.471 responden yang tersebar di 36 negara di kawasan Amerika, Eropa, Afrika, dan Asia. Adapun jumlah responden di Indonesia berjumlah sekitar 1.000 orang.
(Baca: 5 Isu Ekonomi yang Paling Dicemaskan Warga Dunia)