5 Isu Ekonomi yang Paling Dicemaskan Warga Dunia

Ekonomi & Makro
1
Adi Ahdiat 08/02/2022 21:40 WIB
5 Isu Ekonomi yang Paling Dicemaskan Warga Dunia (2022)
databoks logo
  • A Font Kecil
  • A Font Sedang
  • A Font Besar

Pandemi Covid-19 yang belum kunjung reda membuat warga dunia pesimis akan pemulihan ekonomi di masa depan. Pesimisme ini di antaranya terlihat dari hasil survei World Economic Forum (WEF) dalam The Global Risks Report 2022.

Dalam survei WEF, sekitar 84% responden memandang kondisi dunia saat ini dengan perasaan cemas (worried) dan khawatir (concerned). Sedangkan responden yang berpandangan positif dan optimis hanya sekitar 16%.

Selain itu, sekitar 89% responden juga merasa kondisi dunia akan terus memburuk dalam beberapa tahun ke depan, dan hanya 11% yang percaya bahwa situasi global akan segera membaik.

Berikut 5 isu ekonomi yang paling dicemaskan warga dunia:

1. Krisis Utang

Dalam survei WEF, sekitar 13,8% responden menilai masalah krisis utang terus memburuk sejak pandemi, baik di skala masyarakat, perusahaan, maupun pemerintahan. Mayoritas responden cemas krisis utang ini akan berujung pada maraknya kasus gagal bayar, kebangkrutan massal, atau terjadinya krisis likuiditas dalam beberapa tahun ke depan.

2. Ekonomi Mandek

Selain utang, isu yang banyak dicemaskan warga dunia adalah pertumbuhan ekonomi yang mandek. Sebanyak 6,9% responden khawatir pandemi akan terus berlangsung sehingga ekonomi mereka tidak bisa tumbuh dalam jangka waktu panjang.

3. Gelembung Aset

Isu ekonomi lain yang banyak dicemaskan adalah asset bubble atau gelembung aset. Sebanyak 6,7% responden khawatir harga aset dan properti akan terus melambung hingga tidak terjangkau masyarakat dan berisiko menimbulkan krisis keuangan skala besar.

4. Industri Kolaps

Banyak warga dunia juga cemas akan ada banyak industri yang kolaps dalam beberapa tahun ke depan. Sebanyak 4,1% responden khawatir kolapsnya industri akan berdampak langsung pada terganggunya kesejahteraan masyarakat.

5. Harga Tidak Stabil

Terakhir, warga dunia banyak mencemaskan ketidakstabilan harga. Sebanyak 3,3% responden merasa stabilitas harga barang dan jasa kian memburuk sejak pandemi Covid-19 berlangsung.

(Baca Juga: Imbas Pandemi, 7,06 Persen Industri Mikro Kecil Tutup pada Akhir 2020

Editor : Annissa Mutia
Data Populer
Lihat Semua