Menurut data The Observatory of Economic Complexity (OEC), Tiongkok merupakan negara dengan nilai ekspor ban karet terbesar global pada 2020.
Di tahun awal pandemi tersebut Tiongkok tercatat mampu mengekspor ban karet senilai US$13,4 miliar ke seluruh dunia. Berikutnya ada Thailand, Jerman, Jepang, Amerika Serikat, dan sejumlah negara lain dengan rincian seperti terlihat pada grafik.
Indonesia sendiri masuk ke peringkat 15 global, dengan nilai ekspor ban karet sekitar US$1,55 miliar pada 2020.
Namun, pada awal September 2022 Ikatan Pengusaha Otobus Muda Indonesia (IPOMI) menyatakan pasokan ban di dalam negeri mengalami kelangkaan. Hal ini membuat harga ban kian mahal sehingga menyulitkan sektor usaha transportasi umum.
"Sejak 2 tahun belakangan harga ban terutama jenis radial terus naik dan stok sering kosong. Pengusaha angkutan tidak bisa mendapatkan jaminan apakah barang akan ada dan kapan akan tersedia. Hal ini tentu saja merugikan banyak pelaku usaha angkutan, terutama bagi pengusaha yang modalnya atau cash flow-nya tidak besar," kata Ketua Umum IPOMI Kurnia Lesani Adnan dalam siaran pers yang dirilis Kumparan, Senin (5/9/2022).
Ketua Umum IPOMI menilai kelangkaan pasokan ban ini salah satunya disebabkan oleh kebijakan pemerintah yang menerapkan pembatasan kuota dan larangan terbatas impor ban.
"Terutama untuk ban-ban truk dan bus jenis radial yang tidak banyak diproduksi di dalam negeri," jelas dia.
(Baca: Pekerja RI Lebih Banyak Naik Kendaraan Pribadi Dibanding Angkutan Umum)