Kenaikan harga komoditas pangan dan energi dunia telah memicu inflasi tinggi di banyak negara. Indonesia sendiri mengalami inflasi tahunan 4,35% (year-on-year/yoy) pada Juni 2022, tertinggi sejak 5 tahun terakhir.
Namun, laju inflasi Indonesia belum seberapa tinggi dibanding negara lain.
Di luar sana ada banyak negara yang inflasinya melambung hingga di atas 50%, bahkan menembus 200% akibat berbagai kondisi, mulai dari konflik sosial, kerusuhan, peperangan, hingga depresiasi mata uang terhadap dolar Amerika Serikat (AS).
Beberapa negara yang dilanda inflasi tinggi juga menaikkan suku bunga acuan bank sentralnya secara signifikan, jauh di atas suku bunga Indonesia yang masih 3,5%.
Untuk bahan perbandingan, pada Mei 2022 Lebanon mengalami inflasi tahunan 211% (yoy), dengan suku bunga bank sentralnya masih tertahan di level 7,75%.
Kemudian Sudan mencatat inflasi 192% (yoy) pada Mei 2022 dengan suku bunga acuan 23,8% per April 2022.
Inflasi Zimbabwe juga telah mencapai 192% (yoy) pada Juni 2022 dengan suku bunga 200% pada bulan yang sama.
Ada pula Venezuela dengan inflasi mencapai 167% (yoy) pada Mei 2022 dengan suku bunga bank sentral sebesar 56,18% per Maret 2022.
Sementara itu inflasi Turki sebesar 78,62% (yoy) pada Juni 2022 dan suku bunga 14% pada bulan sama.
Setelahnya ada Argentina dengan inflasi tahunan 64% (yoy) dan suku bunga acuan 52%, diikuti Suriname dengan inflasi 59,8% (yoy) pada April 2022 dan suku bunga bank sentral 10% per Mei 2022.
Adapun inflasi di Sri Lanka telah mencapai 54,6% (yoy) pada Juni 2022 dengan suku bunga 14,5% per Juli 2022, dan inflasi Iran mencapai 52,5% (yoy) pada Juni 2022 dengan suku bunga acuan 18% per Mei 2022.
(Baca: 10 Negara dengan Inflasi Tertinggi, Ada yang Tembus 200%)