Penderita Kurang Gizi Terus Meningkat dalam 5 Tahun Terakhir

Layanan konsumen & Kesehatan
1
Adi Ahdiat 07/07/2022 12:20 WIB
Populasi yang Mengalami Kurang Gizi di Skala Global (2015-2021)
databoks logo
  • A Font Kecil
  • A Font Sedang
  • A Font Besar

Populasi dunia yang menderita kurang gizi terus meningkat dalam lima tahun terakhir.

Hal ini tercatat dalam laporan The State of Food Security and Nutrition in the World terbaru yang dirilis Food and Agriculture Organization (FAO), Rabu (6/7/2022).

Menurut FAO, kurang gizi (undernourished) adalah kondisi di mana konsumsi makanan harian seseorang tidak mencukupi standar kebutuhan energi untuk hidup sehat.

Pada tahun 2015 populasi dunia yang menderita kurang gizi masih berjumlah sekitar 588 juta orang. Namun, sejak 2017 angkanya konsisten meningkat tiap tahun seperti terlihat pada grafik.

"Terlepas dari harapan bahwa dunia akan pulih dari pandemi Covid-19 dan ketahanan pangan akan membaik, nyatanya kelaparan global terus meningkat sampai 2021," tulis FAO dalam laporannya.

"Angka prevalensi kurang gizi global melonjak dari 8% pada 2019 menjadi 9,3% pada 2020, dan naik menjadi 9,8% pada 2021," lanjutnya.

Menurut data FAO, pada 2021 penderita kurang gizi paling banyak berada di kawasan Asia, yakni mencapai 425 juta orang. Diikuti Afrika 278 juta orang, Amerika Latin dan Karibia 57 juta orang, serta Oseania 2,5 juta orang.

Sedangkan penderita kurang gizi di Amerika Utara dan Eropa tidak tercatat karena ketiadaan laporan atau proporsinya yang tidak signifikan terhadap total penduduk di kawasan tersebut.

Merespons masalah ini, FAO mendorong negara-negara memperbaiki kebijakan sektor pertanian, supaya bahan pangan sehat bisa dijangkau oleh kelompok berpendapatan rendah.

"Masalah ini menunjukkan bahwa kebijakan negara-negara tidak lagi berkontribusi dalam mengurangi kelaparan, kerawanan pangan, dan malnutrisi," jelas FAO.

"Ini adalah momen bagi pemerintah untuk mengevaluasi kebijakan pangan dan pertanian mereka," pungkasnya.

(Baca Juga: Kerawanan Pangan Global Kian Memburuk, Apa Penyebabnya?)

Editor : Adi Ahdiat
Data Populer
Lihat Semua