Menurut Global Report on Food Crises 2022, kerawanan pangan akut (acute food insecurity) di skala global terus memburuk dalam beberapa tahun belakangan.
Kerawanan pangan akut adalah kondisi di mana seseorang tidak mampu mendapatkan makanan yang cukup sehingga hidup mereka terancam.
Orang dengan kerawanan pangan akut biasanya mengalami kesulitan dalam membeli bahan makanan pokok, atau menderita malnutrisi akut yang bisa berujung pada kematian.
Global Report on Food Crises mencatat populasi dunia yang mengalami kerawanan pangan akut cenderung terus meningkat, hingga totalnya mencapai 193 juta orang pada 2021.
Angka itu bertambah sekitar 38 juta orang dibanding 2020, sekaligus menjadi rekor tertinggi sejak 2016 seperti terlihat pada grafik.
"Peningkatan yang dramatis ini terutama didorong oleh situasi konflik yang berkepanjangan atau semakin intensif, guncangan ekonomi terkait Covid-19, cuaca ekstrem, atau kombinasi dari faktor-faktor tersebut," seperti dikutip dari Global Report on Food Crises 2022.
Menurut Kepala Ekonom Organisasi Pangan dan Pertanian Dunia (FAO) Maximo Torero, masyarakat internasional harus menyiapkan strategi jangka menengah dan panjang agar situasi ini tidak terus memburuk di masa depan.
"Dalam jangka menengah dan panjang, diperlukan tindakan untuk meningkatkan ketahanan iklim dan ketahanan ekonomi demi menurunkan harga makanan bergizi," ujar Torero dalam siaran persnya, Senin (20/6/2022).
"Komunitas internasional harus mengembangkan portofolio aksi yang melibatkan akselerator inovasi, teknologi, ilmu pengetahuan dan data yang lebih baik, serta institusi dengan proses yang inklusif," ujarnya lagi.
(Baca Juga: Ketahanan Pangan Indonesia Melemah pada 2021)