Inflasi tinggi tengah mengancam pertumbuhan ekonomi dunia. Kenaikan harga pangan menjadi salah satu faktor pemicunya sejak akhir tahun lalu. Kondisi tersebut diperparah dengan invasi Rusia ke Ukraina mulai 24 Februari 2022.
Indonesia juga mengalami tekanan kenaikan harga pangan. Ini tercermin dari naiknya indeks harga makanan mulai triwulan IV 2021 seperti terlihat pada grafik.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), indeks harga makanan berada di posisi 115,67 pada Mei 2022. Artinya, pada Mei 2022 terjadi inflasi sebesar 0,9% dibanding bulan sebelumnya (month-to-month/m-to-m).
Jika dibandingkan dengan posisi akhir tahun lalu, harga makanan mengalami inflasi 4,84% (year to date/ytd). Demikian pula jika dibandingkan dengan posisi Mei 2021, harga makanan Indonesia mengalami inflasi 5,82% (year on year/yoy). Inflasi tahunan harga makanan ini merupakan yang tertinggi dalam 2 tahun terakhir.
Jika dibandingkan dengan Februari 2022, ketika Rusia melakukan invasi Rusia, indeks harga pangan nasional mengalami kenaikan 4,77%.
Sebagai informasi, inflasi umum hingga Mei tahun ini mencapai 3,55% (yoy). Sementara indeks harga makanan, minuman, dan tembakau mencapai 5,62% (yoy).
Berikut ini kenaikan harga pangan dunia berdasarkan Food and Agriculuture Organization (FAO) per Mei 2022 (yoy):
Indeks harga pangan dunia: 22.85%
- Minyak nabati: 31,12%
- Serealia (biji-bijian): 29,70%
- Harga bahan makanan olahan dari susu (Dairy): 16,90%
- Harga daging: 13,61%
- Gula: 12,64%
(Baca: Ini 10 Daerah dengan Inflasi Makanan Tertinggi pada Mei 2022)