Harga pangan yang terus bergerak naik telah membebani penduduk dunia. Berdasarkan data Food and Agriculuture (FAO) indeks harga pangan dunia berada di level 157,4 pada Mei 2022.
Angka tersebut naik 22,85% dari tahun lalu. Faktor pendukung kenaikan harga pangan di antaranya kenaikan indeks harga minyak nabati dan harga serealia. Tercatat, indeks harga minyak nabati naik 31,12% (year on year/yoy) dan harga serealia naik 29,7% (yoy).
Tekanan inflasi harga pangan juga terjadi di negara anggota G20. Turki tercatat sebagai negara anggota G20 yang mengalami inflasi harga pangan tertinggi. Berdasarkan data Tradingeconomics, inflasi harga pangan Turki mencapai 91,6% (yoy) pada Mei 2022. Angka tersebut naik dibanding bulan sebelumnya sebesar 89,1% (yoy).
Inflasi tertinggi kedua di negara G20 dirasakan Argentina, yakni sebesar 62,1% (yoy) hingga April 2022. Diikuti Rusia dengna inflasi harg pangan sebesar 20,05% (yoy), Brasil sebesar 13,51% (yoy), Meksiko sebesar 12,79% (yoy) pada April 2022, Jerman sebesar 11,1% (yoy), serta Amerika Serikat sebesar 10,1% (yoy).
Adapun negara G20 dengan inflasi harga pangan terendah adalah Tiongkok, yakni hanya sebesar 2,3% (yoy). Setelahnya ada Prancis sebesar 2,9% (yoy), serta Jepang sebesar 4% (yoy).
Sementara inflasi harga makanan, minuman dan tembakau Indonesia sebesar 5,62% pada Mei 2022 (yoy). Secara lebih rinci, inflasi harga makanan domestik sebesar 5,82% (yoy).
(Baca:Ini Data Inflasi AS yang Jadi Alasan The Fed Naikkan Suku Bunga)