Berdasarkan hasil Survei Harga Properti Residensial (SHPR) Bank Indonesia (BI), harga properti residensial di pasar primer terindikasi tumbuh meningkat secara tahunan pada kuartal I-2022.
Hal ini tercermin dari Indeks Harga Properti Residensial (IHPR) pada kuartal I-2022 yang tumbuh 1,77% secara tahunan (year on year/yoy). Pertumbuhan tersebut lebih tinggi dibandingkan IHPR kuartal IV-2021 yang tumbuh 1,47% (yoy), maupun kuartal I-2021 yang tumbuh 1,35% (yoy).
BI mencatat, kenaikan IHPR terjadi pada seluruh tipe rumah. Tipe rumah kecil tumbuh 2,01% (yoy), tipe menengah tumbuh 2,18% (yoy), dan tipe besar tumbuh 1,11% (yoy). Pertumbuhan itu pun lebih tinggi dibandingkan kuartal sebelumnya yang masing-masing tumbuh 1,99% (yoy), 1,48% (yoy, dan 0,93% (yoy).
Secara spasial, pertumbuhan IHPR tertinggi terjadi di Kota Manado 5,07% (yoy) kemudian diikuti oleh Yogyakarta 4,00% (yoy) dan Pontianak 3,97% (yoy).
Peningkatan pertumbuhan IHPR secara tahunan pada kuartal I 2022 sejalan dengan kenaikan inflasi biaya tempat tinggal konsumen rumah tangga. Hal ini terindikasi dari laju Indeks Harga Konsumen (IHK) sub kelompok pemeliharaan, perbaikan, dan keamanan tempat tinggal/perumahan berada pada angka 2,59% (yoy), lebih tinggi dari 2,21% (yoy) pada kuartal sebelumnya.
Adapun pada kuartal II 2022, harga properti residensial di pasar primer diprakirakan akan tumbuh terbatas sebesar 1,16% (yoy), lebih rendah dibandingkan 1,77% (yoy) pada kuartal I 2022, namun lebih tinggi dari 1,07% (yoy) pada kuartal II-2021.
(Baca Juga: Harga Rumah Bekas Naik 3,1% pada Maret 2022)