Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia (BI) pada 18-19 April 2022 memutuskan untuk mempertahankan suku bunga acuan BI 7-Days Reserve Repo Rate (BI7DRR) di level 3,5%. BI mempertahankan suku bunga acuannya di level ini untuk yang ke-14 kalinya sejak Februari 2021.
BI juga mempertahankan suku bunga Deposit Facility sebesar 2,75% dan suku bunga Lending Facility sebesar 4,25%.
“Keputusan ini sejalan dengan perlunya menjaga stabilitas nilai tukar dan terkendalinya inflasi, serta upaya untuk tetap mendorong pertumbuhan ekonomi, di tengah tekanan eksternal yang meningkat terkati dengan ketegangan geopolitik Rusia-Ukraina dan percepatan normalisasi kebijakan moneter di negara maju,” kata Gubernur BI, Perry Warjiyo dalam keterangan pers hasil Rapat Dewan Gubernur BI di Jakarta, Selasa (19/4/2022).
BI juga terus mengoptimalkan strategi bauran kebijakan untuk menjaga stabilitas dan mendukung pemulihan ekonomi melalui berbagai langkah sebagai berikut:
- Memperkuat kebijakan nilai tukar rupiah untuk menjaga stabilitas nilai tukar.
- Melanjutkan implementasi kebijakan makroprudensial akomodatif.
- Melanjutkan kebijakan transparansi suku bunga dasar kredit (SBDK) dan pendalaman asesmen pada perkembangan sumber pendapatan operasional perbankan.
- Memastikan kecukupan kebutuhan uang, distribusi uang, dan layanan kas.
- Meningkatkan batas nilai yang dapat disimpan pada uang elektronik Rp10 juta menjadi Rp20 juta dan batas transaksi bulanan Rp20 juta menjadi Rp40 juta.
- Memperkuat kebijakan internasional dengan memperluas kerja sama dengan bank sentral dan otoritas negara mitra lainnya.
BI juga terus memperkuat sinergi kebijakan dengan Pemerintah dan Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) dalam rangka mengendalikan inflasi, menjaga stabilitas moneter dan sistem keuangan, serta meningkatkan kredit/pembiayaan kepada dunia usaha pada sektor-sektor prioritas untuk mendorong pertumbuhan ekonomi, ekspor, serta inklusi ekonomi dan keuangan.
Lebih lanjut, BI memperkirakan ekonomi global akan terus berlanjut meski lebih rendah dari proyeksi sebelumnya disertai ketidakpastian pasar keungan global yang masih tinggi. Pertumbuhan ekonomi berbagai negara diperkirakan akan lebih rendah dari perkiraan sebelumnya.
Dengan perkembangan tersebut, BI merevisi perkiraan pertumbuhan ekonomi global pada 2022 menjadi 3,5% dari sebelumnya 4,4%. Bank sentral juga merevisi perkiraan pertumbunan ekonomi domestik menjadi 4,5-5,3% pada 2022, lebih rendah dari perkiraan awal sebesar 4,7-5,5%.
(Baca: Inflasi Makanan, Minuman, dan Tembakau Naik 3,59% pada Maret 2022)