Sri Lanka sedang dilanda kerusuhan besar akibat krisis ekonomi berkepanjangan yang melanda negerinya.
Dilaporkan Reuters, ratusan warga Sri Lanka bentrok dengan aparat saat berunjuk rasa di dekat kediaman Presiden Sri Lanka Gotabaya Rajapaksa di Kolombo, ibu kota Sri Lanka, pada Kamis (31/3). Presiden Rajapaksa kemudian mendeklarasikan status darurat nasional pada Jumat (1/4).
India Today mencatat, sebelum bentrokan itu terjadi Sri Lanka mengalami lonjakan inflasi serta kelangkaan barang-barang kebutuhan pokok.
"Orang-orang di negara kepulauan itu mengantre berjam-jam untuk membeli bahan bakar, makanan, dan obat-obatan. Seringkali banyak yang pulang dengan tangan kosong, entah karena tokonya kehabisan barang atau uang mereka yang tidak cukup," lansir India Today, Minggu (3/4).
Menurut pantauan lapangan India Today, pada Minggu (3/4) harga beras di supermarket wilayah Kolombo mencapai 220 Rupee India atau sekitar Rp41,8 ribu per kg.
Harga itu jauh lebih tinggi dibanding harga beras kualitas super di pasar modern Indonesia, yang rata-rata harga nasionalnya Rp13,7 ribu per kg pada Selasa (5/4).
Harga gula pasir di Kolombo dilaporkan melambung hingga 240 Rupee India atau sekitar Rp45,6 ribu per kg. Jauh di atas rata-rata harga gula pasir premium di pasar modern Indonesia yang nilainya Rp14,2 ribu per kg.
Kemudian harga susu bubuk di Kolombo juga melonjak hingga 1.900 Ruppe India atau sekitar Rp361 ribu per kg. Jauh dari harga di Indonesia, semisal susu bubuk merek Dancow yang dijual di kisaran Rp92 ribu per kg.
"Inflasi ritel Sri Lanka telah mencapai 17,5 persen pada Februari 2022 dan inflasi pangan telah meningkat lebih dari 25 persen," lapor India Today, Minggu (3/4).
"Kemarahan publik terhadap pemerintah (Sri Lanka) meningkat. Protes telah meletus di banyak wilayah, termasuk ibu kota, dengan para agitator menyalahkan rezim Presiden Rajapaksa atas kelangkaan bahan pokok dan pemadaman listrik dalam waktu lama," tutupnya.
(Baca Juga: Harga Beras Kualitas Super I di Jawa Tengah Rp 17.150 per Kg 1 April 2022)