Presiden Joko Widodo menunjuk Maudy Ayunda sebagai Juru Bicara Pemerintah untuk Presidensi Indonesia G20.
Dengan posisi tersebut, Maudy Ayunda bertanggung jawab menyampaikan berbagai informasi terkait Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 secara rutin kepada publik.
"Saudari Maudy merupakan lulusan program sarjana Philosophy, Politics, and Economics University of Oxford, serta lulusan Master of Business Adminsitration dan Master of Arts in Education dari Stanford University," kata Menkominfo Johnny G. Plate, seperti dilansir Katadata.co.id, Kamis (31/3).
Daya Pengaruh Maudy Ayunda di Instagram
Dalam ilmu komunikasi, penunjukan Maudy Ayunda sebagai juru bicara ini dikenal sebagai celebrity endorsement, yakni strategi komunikasi pemasaran dengan melibatkan tokoh terkenal untuk mendulang dukungan publik.
Strategi ini sudah sangat lumrah dilakukan perusahaan, dengan menggaet kalangan influencer media sosial untuk memasarkan produk di ranah digital.
Maudy Ayunda sendiri tergolong sebagai influencer di media sosial Instagram (IG) atau "selebgram", dengan followers sebanyak 15,4 juta.
Menurut situs analisis data media sosial SPEAKRJ per tanggal 1 April 2022, akun IG @maudyayunda tercatat memiliki engagement sebesar 1,70%.
Angka engagement itu tergolong tinggi jika dibandingkan dengan akun artis lain seperti @chelseaislan yang hanya 0,25%, atau akun juru bicara pemerintah untuk isu Covid-19 @reisabrotoasmoro yang hanya 0,05%.
SPEAKRJ mencatat IG Maudy Ayunda memiliki rata-rata 265,5 ribu likes per unggahan, serta 1,5 ribu komentar per unggahan.
Estimasi Tarif Endorse Instagram Maudy Ayunda
Berdasar parameter daya pengaruh tersebut, SPEAKRJ memperkirakan nilai endorse IG Maudy Ayunda bisa mencapai ribuan dolar AS per unggahan, dengan rincian berikut:
- IG Story: US$1.000 atau sekitar Rp14.363.300
- IG Image Post: US$4.000 atau sekitar Rp57.453.200
- IG Video Post: US$8.000 atau sekitar Rp114.906.400
Kendati demikian, data ini masih bersifat estimasi. Dalam kenyataannya tarif endorse selebgram bisa sangat bervariasi, karena sampai sekarang tidak ada regulasi ataupun standar bakunya sehingga para influencer bisa menetapkan tarif dengan bebas.
(Baca Juga: Biaya Jasa Influencer Diprediksi Naik Jadi US$16,4 Miliar pada 2022)