Industri kimia, farmasi, dan obat tradisional justru melaju di masa pandemi Covid-19. Permintaan obat-obatan, terutama vaksin dan obat tradisional untuk menjaga kesehatan tubuh meningkat di masa pandemi membuat industri ini justru mencapai level tertingginya dalam 9 tahun terakhir.
Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan produk domestik (PDB) sub sektor industri kimia, farmasi dan obat tradisional atas dasar harga berlaku (ADHB) mencapai Rp339,18 triliun pada 2021. Nilai tersebut porsinya mencapai 11,51% dari PDB industri pengolahan nonmigas nasional yang mencapai Rp2,95 kuadriliun.
(Baca: Pengolahan Non-Migas, Industri Alat Angkutan Tumbuh Tertinggi pada 2021)
Jika diukur menurut besaran PDB atas dasar harga konstan (ADHK) 2010, industri kimia, farmasi dan obat tradisional tumbuh 9,61% menjadi Rp233,87 triliun pada tahun lalu dibanding tahun sebelumnya.
Capaian sektor kimia, farmasi, dan obat tradisional tersebut lebih baik dari tahun sebelumnya yang hanya tumbuh 9,3%, serta di atas pertumbuhan PDB nasional sebesar 3,69%. Pertumbuhan sektor tersebut merupakan yang tertinggi sejak 2013. Membaiknya capaian tersebut selaras dengan pengeluaran konsumsi masyarakat untuk kesehatan dan pendidikan yang juga tumbuh 1,7% pada tahun lalu.
(Baca: Tumbuh 3,67%, Industri Non-Migas Belum Mampu Gerakkan Ekonomi Domestik)
Sebagai informasi, industri pengolahan nonmigas berhasil tumbuh 3,69% sepanjang tahun lalu. Demikian pula rerata industri pengolahan tumbuh 3,39% pada 2021 dibanding tahun sebelumnya.